Pariaman (ANTARA News) - Memasuki hari ke lima pascagempa 7,6 skala richter di Sumber, tim SAR gabungan kembali mengevakuasi lima jenazah korban yang tertimbun tanah longsor di Cumanak, Lubuk Laweh, dan Pulau Air, Kabupaten Padangpariaman.

Petugas di Posko Penanggulangan Bencana gempa bumi Kabupaten Padangpariaman, Senin sore, menyebutkan membenarkan evakuasi itu namun data identitas korban belum dilaporkan.

"Kita sudah dapat laporan dari tim SAR yang melakukan evakuasi pada tiga perkampungan yang tertimbun itu, tapi hasil identifikasi, termasuk nama-nama korban belum masuk ke data sementara yang terus di-update," kata Hendra, petugas Posko PBB Padand Pariaman bagian data.

Lebih lanjut disampaikannya bahwa pada evakuasi oleh tim SAR gabungan di hari ke empat (Minggu) ditemukan 10 orang dan tiga sebelumnya 21 orang.

Sejak Minggu (4/10) evakuasi telah dibantu lima unit alat berat, juga tim Rescue dari luar negeri, di antaranya dari Jepang dan Swiss yang mengandalkan anjing pelacak.

Berdasarkan data di posko PBB Padang Pariaman, di tiga perkampungan yang tertimbun di Kecamatan Patamuan itu sedikitnya 247 orang.

Hingga Senin siang jumlah korban yang telah dievakuasi pada perkampungan Pulau Air sebanyak enam orang, dari jumlah yang tertimbun diperkirakan 43 orang.

Sedangkan di Cumanak, jumlah korban yang tertimbun longsor lebih kurang 69 orang, dan telah berhasil dievakuasi sembilan orang.

Kemudian, untuk warga korban tertimbun longsor di dusun Lubuk Laweh diperkirakan mencapai 130 orang, dan telah dievakuasi 19 orang.

Selain di tiga perkampungan di Tandikek, Kecamatan Patamuan, juga terdapat sekitar 54 orang warga di Kecamatan V Koto Timur yang tertimbun longsor, tapi telah ditemukan sebanyak 19 orang sampai pada (4/10).

Sementara itu, di Korong (dusun) Talao, Nagari Kudu Ganting tertimbun sebanyak sembilan orang, dan telah terevakuasi tujuh orang.

Selanjutnya untuk korban yang masih tertimbun longsor di Kecamatan V Koto Kampung Dalam dua orang, dan belum berhasil dievakuasi.
(*)

Pewarta: mansy
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009