New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak turun di bawah 70 dolar AS pada Rabu waktu setempat, karena tertekan oleh kenaikan persediaan bahan bakar AS yang menandai mengendurnya permintaan di negara yang mengkonsumsi energi terbesar di dunia.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman November merosot 1,31 dolar AS menjadi 69,57 dolar AS per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November merosot 1,36 dolar menjadi 67,20 dolar AS per barel.

Departemen Energi AS (DoE) mengatakan Rabu, bahwa cadangan bensin Amerika naik 2,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 2 Oktober, memukul ekspektasi pasar hampir lima kali lipat.

Timbunan sulingan, termasuk bahan bakar diesel dan pemanas, melompat 700.000 barel minggu lalu. Para analis telah memperkirakan kenaikan sebesar 400.000 barel.

Sementara cadangan minyak mentah menurun 1,0 juta barel, dibandingkan dengan prakiraan meningkat 1,7 juta barel.

"Meskipun faktanya ada penarikan minyak mentah, ada pembangunan signifikan dalam produk, terutama dalam bensin, jadi bensin mendorong pasar lebih rendah," kata Jason Schenker dari konsultas Prestige Economics yang berbasis di Texas.

"Jumlah persediaan bensin itu ternyata besar ... secara umum, Anda punya lebih banyak minyak bumi dalam tangki minggu ini daripada minggu lalu," katanya.

Harga minyak telah melompat Rabu pagi di atas 71 dolar di New York, memperpanjang kenaikan sehari sebelumnya di tengah laporan bahwa negara-negara Teluk akan menggantikan greenback untuk transaksi minyak.

Koran Independent Inggris melaporkan pada Selasa bahwa negara-negara Teluk telah mengadakan pertemuan rahasia dengan para pejabat di luar kawasan untuk membahas menjatuhkan dolar untuk perdagangan minyak.

Negara-negara itu justru menggunakan keranjang mata uang, termasuk yen, kata koran, mengutip Teluk Arab dan sumber perbankan China di Hong Kong.

Laporan itu menghadapi serangkaian penolakan oleh negara-negara yang dikutip dalam laporan, terakhir dengan Perancis. Kementerian ekonomi Perancis menggambarkannya sebagai "murni spekulasi" pada Rabu.

Harian Independent telah melaporkan bahwa negara-negara Teluk, bersama dengan China, Rusia, Jepang dan Perancis, sedang mempertimbangkan mengganti dolar.

Permintaan minyak telah mengalami penurunan di tengah kemerosotan ekonomi dunia, yang paling parah sejak tahun 1930-an.

Harga minyak jatuh dari tertinggi dalam sejarah lebih dari 147 dolar pada Juli 2008 menjadi sekitar 32 dolar pada Desember karena resesi global.

Harga minyak telah pulih tetapi investor tetap prihatin terhadap laju pada kemajuannya.(*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009