Jakarta (ANTARA) - Profesi hubungan masyarakat (public relations/PR) dinilai harus tetap relevan di era normal baru dengan cara mengadopsi hal-hal baru seperti di DKI Jakarta saat ini.

"Tren saat ini berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan tetapi harus meyakinkan orang melakukan apa yang kita inginkan sepresisi mungkin," kata Praktisi konsultan komunikasi, Ika Sastrosoebroto dalam dialog webinar berjudul "Mencari PR yang ideal" di Jakarta, Selasa.

Ika mengatakan seorang praktisi komunikasi harus mampu berbicara dengan semua unsur masyarakat. Banyak kasus salah persepsi dalam menangkap komunikasi karena tidak cakap dalam bersosialisasi.

Ika mengakui saat ini fungsi informasi dan data sudah banyak diambil melalui perangkat mesin pencari (google) namun agar dapat memberi manfaat sebagai ilmu pengetahuan tetap membutuhkan analisa.

"Adanya anggapan manusia akan tergantikan oleh robot seiring masuknya era industri 4.0. Namun harus diingat ada fungsi-fungsi yang tidak bisa diserahkan kepada mesin seperti soal sosial empati," kata Ika yang juga CEO Prominent PR ini.

Baca juga: Kominfo minta Perhumas aktif dukung pencitraan Indonesia

Kendati sejumlah negara kini mulai mengaplikasikan berbagai pekerjaan manusia yang akhirnya diambil alih oleh robot, sehingga banyak orang kehilangan pekerjaannya, namun kemudian muncul anggapan di mana robot tersebut diberdayakan, agar mampu menghasilkan pendapatan bagi pemiliknya.

Konsep universal basic income (UBI) kini mulai diterapkan di sejumlah negara, di mana negara memberikan gaji dalam jumlah tertentu kepada warga negara untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Biayanya diambil dari pajak yang dipungut dari perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan robot atau mesin-mesin pintar itu.

Diharapkan orang-orang yang memperoleh UBI, dapat menggunakan waktu mereka untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi, sampai menemukan berbagai pekerjaan baru .

Ika mengatakan termasuk dalam hal ini peran PR yang di saat seperti ini yang tidak lepas dari kehadiran teknologi sehingga adaptasi dan penguasaan menjadi hal yang sangat penting agar tidak ketinggalan.

Sedangkan Asmono Wikan selaku penggagas acara ini mengatakan dialog ini bertujuan memberikan inspirasi kepada peserta mengenai dunia komunikasi dan media di era normal baru.

Baca juga: ANTARA siap bantu humas pemprov hingga pemda di era digital

Penggunaan media daring di tengah kebijakan pembatasan sosial sekarang ini menjadi hal yang mutlak termasuk bagi dunia PR dan media, jelas Asmono selaku pendiri MAW Talk.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
COPYRIGHT © ANTARA 2020