Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan bahwa Indonesia mendukung perubahan hak anggota International Monetary Fund (IMF) yang diajukan dalam pertemuan tahunan di Istanbul- Turki pada 6 Oktober 2009 lalu.

"Dalam pertemuan tersebut banyak perdebatan, terutama permintaan perubahan status anggota IMF dan Indonesia mendukung itu," kata Darmin, sesuasi Shalat Jumat di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, permintaan perubahan status anggota ini adalah perbedaan antara anggota dari negara maju dengan negara berkembang.

"Negara maju seperti memiliki hak veto saja, dan itu yang diminta diubah oleh anggota lainnya, terutama anggota dari negara berkembang," jelasnya.

Permintaan ini muncul, lanjut Darmin, ketika krisis ekonomi global yang melanda dunia akhir-akhir ini yang terkena dampak kebanyakan negara maju, sehingga timbul keinginan perlakuan yang sama antar anggota di IMF.

Namun, kata Darmin, hasil permintaan ini belum ada hasilnya, karena pada pertemuan di Istanbul tersebut masih berupa komunikasi antar negara anggota saja.

"Belum ada hasil, kemarin (pertemuan di Istanbul) baru komunikasi, tunggu saja karena ini masih proses," kata Darmin.

Dalam pemberitaan sebelumnya disebutkan bahwa pertemuan IMF di Istanbul berkumpul pejabat bank sentral tiap negara, menteri keuangan dan pembangunan, eksekutif bisnis dan juga akademisi untuk membahas perkembangan ekonomi global terkini.

Dalam pertemuan ini membicarakan perkembangan ekonomi secara global dimana salah satu isu yang cukup krusial adalah pembahasan mengenai pentingnya peranan IMF dan Bank Dunia, penanganan krisis ekonomi global, restrukturisasi sistem keuangan global dan kebijakan dalam mengatasi stagnasi. (*)

Pewarta: handr
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009