Yogyakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Penasihat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, masuknya nama baru seperti Rizal Mallarangeng dan Titik Soeharto dalam kepengurusan DPP partai itu tidak masalah.

"Hal itu tidak masalah, karena telah menjadi keputusan dari tim formatur. Jika memang telah diputuskan, mau bagaimana lagi, yang terpenting sekarang adalah mengonsolidasikan potensi internal Golkar," katanya di Yogyakarta, Jumat.

Ia mengatakan konsolidasi internal mendesak dilakukan karena dalam Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar, ketua umum terpilih Aburizal Bakrie telah menghadapi pesaing kuat yakni Surya Paloh.

"Para pendukung Surya Paloh itulah yang nanti akan mewarnai perjalanan Golkar, baik di DPP maupun Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota," kata Sultan yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini.

Oleh karena itu, menurut dia, para pendukung Surya Paloh baik di DPP maupun DPD provinsi dan kabupaten/kota harus dirangkul oleh Aburizal Bakrie agar kinerja pengurus baru dapat berjalan efektif, dan Partai Golkar tetap solid.

Mengenai Partai Golkar di bawah kepemimpinan Aburizal Bakrie tidak akan menjadi partai oposisi, menurut Sultan hal itu bisa dipahami dan dimaklumi.

Namun, kata dia, yang perlu dilihat nanti dalam perjalanannya apakah Golkar cukup efektif bergabung dengan pemerintah atau tidak.

"Dalam konteks itu tergantung cara melihatnya dari mana, apakah dari sisi kekuasaan atau politis. Saya hanya akan menjadi penonton melihat apa yang akan terjadi, tetapi saya berharap ada konsolidasi internal," katanya.

Ditanya tentang pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) VIII Partai Golkar di Pekanbaru, Riau, baru-baru ini, Sultan mengatakan prihatin dengan pelaksanaan munas yang diwarnai nuansa politik uang.

"Saya prihatin karena nuansa politik uang cukup mencolok dan menjadi pembicaraaan masyarakat," katanya.
(*)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009