"Dalam keputusan Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan itu tidak dijelaskan batas waktu penghentian operasional untuk maskapai penerbangan sipil. Yang ada hanya penghentian sementara hingga ada perbaikan landasan pacu," katanya.
Tiga maskapai yang melayani penerbangan sipil melalui Lanud Abd Saleh, adalah Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Batavia Air dengan rute Malang-Jakarta dan sebaliknya.
Penghentian sementara itu sendiri tertuang dalam surat Dirjen Perhubungan Udara No AU/6961/KUAN.380/X/09 tertanggal 9 Oktober tentang Kerusakan Landasan Bandara.
Calon penumpang ketiga maskapai yang sudah terlanjur membeli tiket tetap diterbangkan dengan maskapai sama melalui Bandara Juanda, Surabaya, dan akan diantarkan ke Juanda dengan transportasi darat yang disediakan ketiga maskapai.
Soefianto mengemukakan, agar penerbangan sipil segera beroperasi kembali, pihaknya akan berkoordinasi dengan Lanud dan Pemkot Malang.
Kepala Dinas Operasional Lanud Abdurrahman Saleh, Kolonel (Pnb) Eko Dono Indarto mengatakan, penutupan bandara bagi penerbangan sipil tidak berimbas pada penerbangan militer, terutama penerbangan Hercules.
"Cepat atau lambatnya penerbangan sipil dibuka kembali tergantung semua syarat kelayakan operasional bandara bisa dipenuhi pemerintah daerah, terutama yang ada di Malang Raya (Kota Malang, Batu dan Kabupaten Malang) ini," tegasnya.
Kerusakan landasan pacu Lanud Abd Saleh terjadi sejak Rabu (7/10) dan pada hari itu juga proses perbaikan segera dilakukan dengan harapan penerbangan sipil bisa kembali beroperasi.
Kamis (8/10), Dirjen Perhubungan Udara meninjau sekaligus mengeevaluasi dimana keputusannjya menyebutkan operasional penerbangan sipil dihentikan sementara mulai Sabtu (10/10) karena dianggap tidak layak.
Lapisan aspal di landasan pacu Lanud Abd Saleh mengelupas sehingga bisa membahayakan pesawat karena terancam tergelincir, disamping kemungkinan masuknya serpihan aspal ke mesin pesawat yang bisa mengakibatkan kecelakaan ketika lepas landas atau mendarat. (*)
Pewarta: luki
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009
