Padang Pariaman (ANTARA) - Banyak korban gempa 7,9 SR yang rumahnya hancur di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar) sampai hari ke-13 pascabencana tersebut belum juga menerima bantuan lauk-pauk yang telah dialokasikan pemerintah.

"Sampai hari ini kami belum menerima bantuan lauk-pauk itu, bahkan pendataan oleh pihak pemerintahan Korong juga juga belum dilakukan," kata Jamuar (40), ibu tiga anak yang rumahnya hancur rata dengan tanah di Korong Toboh V Kaduduak, Nagari Toboh Gadang, Padang Pariaman, Selasa.

Ia menambahkan, masyarakat di korong itu sudah menerima informasi akan adanya bantuan dana lauk-pauk bagi korban gempa Sumbar, namun bagaimana bentuk dan jumlah uang yang diterima belum pernah dilihat apalagi diterimanya.

Saat disebutkan dana lauk-pauk Rp5.000 per orang per hari, ia menyebutkan, bantuan sebanyak itu sangat bermanfaat sekali untuk meringankan beban korban gempa terutama untuk membeli bahan makanan sehari-hari.

Ia mengatakan, jika memang ada bantuan Rp5.000 per orang maka di rumahnya ada enam korban yakni dirinya (Jamuar, red), ibunya, seorang kakak dan tiga anak Jamuar.

Dengan enam orang di rumah kami tentu bisa dapat Rp30 ribu per hari bantuan lauk-pauk yang cukup untuk makan kami sehari, bahkan bisa lebih, katanya.

Saat ditanya, mengapa dia belum menanyakan bantuan lauk-pauk itu ke Wali Korong, Jamuar mengaku, dia malu bertanya-bertanya, apalagi katanya bantuan itu akan diberikan langsung kepada warga.

"Kami segan bertanya, kami pasrah saja dan hanya berharap bantuan itu segera sampai ke tangan kami," ujarnya.

Ia menyebutkan, di Korong Toboh V Kaduduak lebih dari 100 unit rumah warga roboh rata dengan tanah dan tidak bisa dipakai lagi. Mereka itu juga belum menerima bantuan lauk-pauk tersebut.

Korban gempa lainnya, Nimar, warga Kecamatan VII Koto, Padang Pariaman, juga mengaku belum menerima bantuan dana lauk-pauk, tapi dirinya memang sudah didata pihak pemerintahan nagari sebagai warga yang akan mendapat bantuan itu.

Saya dan sekeluarga memang sudah didata untuk mendapat bantuan itu, tapi dana tersebut belum ada kami terima sampai kini, katanya.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) menerima bantuan dana lauk-pauk tahap II sebesar Rp22 miliar untuk disalurkan kepada korban gempa 7,9 Skala Richter (SR) yang mengguncang daerah itu, 30 September 2009.

"Bantuan itu telah kami terima kemarin (Minggu 11/10) dan segera disalurkan Pemprov ke pemerintah kota dan kabupaten yang warganya menjadi korban gempa," kata Wakil Gubernur Sumbar Marlis Rahman.

Bantuan dana lauk-pauk itu dialokasikan pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan total direncanakan Rp66 miliar untuk sekitar 500 ribu warga Sumbar yang menjadi korban gempa.

Tahap pertama Rp22 miliar telah dicairkan sebelumnya untuk bantuan dana lauk-pauk korban gempa selama 10 hari sejak gempa terjadi. Bantuan tahap dua yang telah dialokasikan itu untuk 10 hari ke depan, tambahnya.

Marlis yang juga Ketua Harian Sarkorlak Penanggulangan Bencana Sumbar itu menyebutkan dana itu dibagikan dengan perincian setiap korban gempa mendapat uang lauk pauk Rp5.000 per orang per hari selama masa tanggap darurat, satu bulan.

Ia menyebutkan setelah diterima Sarkorlak Penanggulangan Bencana Sumbar, dana itu didistribusikan ke pemerintah kabupaten/kodya yang terkena gempa, dan selanjutnya disalurkan ke setiap korban gempa.

Diharapkan dana lauk pauk itu bisa meringankan beban masyarakat yang menjadi korban gempa selama masa tanggap darurat dan Pemerintah Provinsi Sumbar akan melakukan pengawasan terhadap penyaluran dana tersebut agar tepat sasaran, katanya.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009