Jakarta (ANTARA) - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) produsen dan distributor bahan bangunan plastik, PT Impack Pratama Industri Tbk, menyetujui untuk menahan laba yang diperoleh sepanjang 2019.

Dalam rilis yang diterima di Jakarta, Selasa, pemegang saham menyetujui laba bersih perseroan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp103,7 miliar tidak dibagikan sebagai dividen tunai kepada seluruh pemegang saham.

Laba bersih tersebut akan dimasukkan dan dibukukan sebagai saldo laba untuk menambah modal kerja perseroan.

Direktur Utama PT Impack Pratama Industri Tbk Haryanto Tjiptodihardjo mengatakan, keputusan emiten berkode saham IMPC itu untuk tidak membagikan dividen hasil 2019 itu adalah demi menjaga kekuatan neraca modal dan menjadi tekad perseroan agar bisa melewati krisis ini dengan baik, serta menjadikan perseroan lebih kuat dan handal di masa mendatang.

"Kas konsolidasi perseroan per akhir Mei 2020 sebesar Rp257miliar, akan digunakan perseroan untuk menjaga solvabilitas dan modal kerja kami," ujar Haryanto.

Menurut Haryanto, perseroan masih bisa melewati kuartal I-2020 dengan kinerja yang cukup baik. Namun di kuartal II ini, pandemi COVID-19 sangat berdampak pada kinerja perseroan.

Secara konsolidasi, tercatat penjualan perseroan di semester pertama 2020 masih bisa naik tipis sekitar 10 persen dari semester satu 2019 yakni sekitar Rp750 miliar dibandingkan dengan semester pertama 2019 sebesar Rp676 miliar.

Pihaknya berharap kondisi perekonomian akan berangsur membaik pada semester kedua ini dan perseroan mematok angka penjualan di paruh kedua 2020 ini sebesar Rp850 miliar.

"Kami masih enggan memberikan pedoman laba bersih tahun ini, namun kami berusaha untuk dapat mempertahankan angka laba bersih yang didapatkan pada tahun 2019," kata Haryanto.

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk 2020, perseroan menggangarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) yang tidak besar, yang diutamakan untuk tujuan menghasilkan profit dari akuisisi yang telah dilakukan pada 2019, serta fokus untuk produk-produk baru seperti pipa, talang dan atap ramah lingkungan (PET).

Selama masa pandemi ini, perseroan juga telah melakukan beberapa tindakan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR sekitar Rp3 miliar dan ikut berperan memproduksi APD seperti face shields, hand sanitizers, sekat proteksi, dan lainnya.

Perseroan juga telah merilis laporan keberlanjutan perdana (Sustainability Report) yang merupakan SR report pertama yang dipublikasikan oleh industri bahan bangunan plastik perusahaan terbuka di Indonesia.

Dalam rapat, pemegang saham juga menyetujui perubahan susunan direksi dan dewan komisaris perseroan. Perseroan menerima pengunduran diri Cornelius Wielim Pranata sebagai komisaris independen dan Allend Wibowo sebagai Direktur.

Perseroan mengangkat Sugiarto Romeli dan Wira Yuwana selaku direktur, serta mengangkat Kelvin Choon Jhen Lee selaku komisaris independen terhitung sejak ditutupnya rapat tersebut untuk jangka waktu sisa masa jabatan anggota direksi dan komisaris lainnya, yaitu sampai dengan ditutupnya RUPST perseroan pada 2024.

Sehingga dengan demikian susunan dewan komisaris dan direksi perseroan menjadi seperti berikut :

Dewan Direksi
Direktur Utama : Haryanto Tjiptodihardjo Direktur : David Herman Liasdanu
Direktur : Lindawati
Direktur : Nga Seg Min
Direktur : Janto Salim
Direktur : Lisan
Direktur : Sugiarto Romeli
Direktur : Wira Yuwana

Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Handojo Tjiptodihardjo
Komisaris Independen : Kelvin Choon Jhen Lee


Baca juga: Bursa pertimbangkan aktifkan kembali perdagangan sesi "pra-pembukaan"

Baca juga: Pemegang saham setujui laporan tahunan BEI

Baca juga: BEI minta investor tak khawatirkan 13 manajer investasi jadi tersangka

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2020