Washington (ANTARA News/Reuters) - Amerika Serikat mengutuk pemboman jibaku, yang membunuh enam panglima utama Pengawal Revolusioner Iran dan menolak kaitan apa pun mengenai kejadian itu.

"Kami mengutuk terorisme itu dan berduka cita atas kehilangan jiwa tak berdosa. Laporan dugaan keterlibatan Amerika Serikat betul-betul salah," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ian Kelly dalam pernyataan singkatnya.

Pengawal Revolusioner Iran menuduh unsur asing, yang berhubungan dengan Amerika Serikat, di balik serangan pembom jibaku itu, yang menewaskan sekitar 35 orang di bagian selatan negara itu pada Minggu, kata media Iran.

Sekitar 35 orang --termasuk dua perwira utama Pengawal Revolusioner, tetua suku dan penduduk setempat-- tewas dan 28 lain cedera dalam serangan paling keras terhadap Pengawal Revolusioner dalam beberapa tahun belakangan.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri menyatakan sedikit-dikitnya, 29 orang tewas dan 28 lagi cedera akibat serangan mematikan tersebut.

Televisi pemerintah menyatakan kelompok pemberontak Sunni Jundullah (Tentara Tuhan), yang menurut pengamat memiliki hubungan dengan Taliban di Pakistan, kemungkinan terlibat dalam serangan itu.

"Penyerang meledakkan bom dililit di tubuhnya dalam pertemuan kepala suku," kata televisi pemerintah, yang menambahkan bahwa warga dan pemimpin suku termasuk di antara korban.

Teheran menuduh Amerika Serikat, yang mendukung Jundullah, menciptakan keguncangan di negara itu, tapi Washington membantah tuduhan tersebut.

Televisi pemerintah IRIB menyatakan serangan itu terjadi di pintu masuk tempat muktamar di kota Sarbaz, propinsi Sistan Baluchistan. Propinsi itu sering menjadi tempat bentrok senjata antara pasukan keamanan, gerilyawan Sunni dan pedagang narkotika.

Dua panglima penting, yaitu wakil kepala pasukan darat Pengawal Revolusioner, Jendral Nouralu Shoushtari, dan panglima Pengawal Revolusioner di propinsi Sistan Baluchistan, Jendral Mohammadzadeh, tewas, kata laporan media itu.

Shoushtari juga adalah pejabat utama pasukan Qod Pengawal Revolusioner, kata media.

Dengan mengutip pernyataan pejabat dan ahli, penyiar Press TV berbahasa Inggris menyatakan tudingan itu langsung diarahkan kepada kelompok Jundullah mengacu pada pemberontak Sunni suku Baluchistan, yang sebelumnya dituduh melakukan serangan di daerah tersebut.

Pengawal Revolusioner menuding Amerika Serikat terlibat dalam serangan itu. "Pasti, unsur asing, khususnya yang punya hubungan dengan keangkuhan dunia, terlibat dalam serangan ini," kata pernyataan Pengawal Revolusioner di televisi tersebut.

Iran sering menggunakan istilah "keangkuhan dunia" mengacu pada Amerika Serikat, musuh lamanya.

Stasiun televisi resmi juga menuding Inggris, musuh lama lain Iran, terlibat dalam peristiwa tersebut.

Pengawal Revolusioner adalah pasukan khusus, yang dianggap paling setia pada nilai revolusi Islam tahun 1979. Pasukan itu menangani keamanan di daerah rawan perbatasan.

Pengawal Revolusi juga dipandang sangat setia kepada Pemimpin Kerohanian Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Sumberdaya dan kekuasaannya meningkat dalam beberapa tahun belakangan.

Jundullah, yang mengaku bertanggungjawab atas serangan bom terhadap masjid Syiah pada Mei, yang menewaskan 25 orang, menyatakan berjuang bagi hak suku kecil Sunni Republik Islam itu.

Pemboman dan tuduhan mengenai keterlibatan asing tersebut dapat menimbulkan kekeruhan dalam pembicaraan nuklir di Wina di antara pejabat Iran, Amerika Serikat, Prancis dan Rusia.(*)

Pewarta: handr
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009