London (ANTARA News/AFP) - Inggris menolak "dengan derajat tertinggi" tuduhan membantu pemberontak di balik serangan bom atas pasukan khusus Iran Pengawal Revolusioner, kata wanita jurubicara kementerian luar negeri di London pada Senin.

"Kami menolak dengan derajat tertinggi pernyataan apa pun bahwa serangan itu berkaitan dengan Inggris," kata wanita jurubicara kepada kantor berita Prancis AFP, menanggapi serangan jibaku pada Minggu di dekat perbatasan Iran dengan Pakistan.

Wanita jurubicara Perdana Menteri Gordon Brown menambahkan, "Sangat penting bahwa kami terus dengan jalur diplomatik dengan Iran." Ia menunjuk secara khusus pada perundingan di Wina, yang diadakan Badan Tenaga Atom Dunia (IAEA).

Sebelumnya, Pakistan mengecam serangan bom jibaku di Iran dan membantah tuduhan Presiden Iran bahwa "sejumlah anggota keamanan" di Pakistan bekerja sama dengan pembom.

Televisi pemerintah Iran menyatakan 49 orang tewas dalam serangan bom pada Minggu terhadap Pengawal Revolusioner di bagian tenggara negara itu.

"Pakistan tidak terlibat dalam kegiatan teroris. Kami berusaha melenyapkan ancaman itu," kata jurubicara Kementerian Luar Negeri Abdul Basit kepada suratkabar "Daily Times" pada Minggu.

Basit tidak bisa dihubungi untuk dimintai tanggapan pada Senin.

Perdana Menteri Sayid Yusuf Raza Gilani mengecam keras "ulah mengerikan terorisme" di Iran itu, kata kantor Gilani.

Departemen Luar Negeri Iran pada Minggu memanggil kuasa usaha Pakistan di Teheran sehubungan dengan serangan bom jibaku mematikan tersebut.

Menyusul serangan di propinsi Sistan-Baluchestan, Iran tenggara, itu, Departemen Luar Negeri Iran di Teheran memanggil kuasa usaha di kedutaanbesar Pakistan, karena tak ada dutabesar Pakistan di Teheran.

Dalam pertemuan tersebut, pejabat di Departemen Luar Negeri Iran menyampaikan penyesalan kuat negerinya sehubungan dengan berita bahwa unsur teror memasuki Iran dengan menggunakan wilayah Pakistan, kata laporan kantor berita setengah resmi Fars.

Amerika Serikat pada Minggu mengutuk pemboman jibaku, yang membunuh enam panglima utama Pengawal Revolusioner Iran, dan menolak kaitan apa pun mengenai kejadian itu.

"Kami mengutuk terorisme itu dan berduka cita atas kehilangan jiwa tak berdosa. Laporan dugaan keterlibatan Amerika Serikat betul-betul salah," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ian Kelly dalam pernyataan singkatnya.

Pengawal Revolusioner Iran menuduh unsur asing, yang berhubungan dengan Amerika Serikat, di balik serangan pembom jibaku itu, yang menewaskan sekitar 49 orang di bagian selatan negara itu pada Minggu, kata media Iran.

Sekitar 49 orang --termasuk dua perwira utama Pengawal Revolusioner, tetua suku dan penduduk setempat-- tewas dan 28 lain cedera dalam serangan paling keras terhadap Pengawal Revolusioner dalam beberapa tahun belakangan.

Pengawal Revolusioner adalah pasukan khusus, yang dianggap paling setia pada nilai revolusi Islam tahun 1979 dan pemimpin kerohanian Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Pasukan itu menangani keamanan di daerah rawan perbatasan dan sumberdaya serta kekuasaannya meningkat dalam beberapa tahun belakangan.

Jundullah, yang mengaku bertanggungjawab atas serangan bom terhadap masjid Syiah pada Mei, yang menewaskan 25 orang, menyatakan bertanggungjawab atas serangan itu serta mendaku berjuang bagi hak suku kecil Sunni Republik Islam itu.

Pemboman dan tuduhan mengenai keterlibatan asing tersebut diduga dapat menimbulkan kekeruhan dalam pembicaraan nuklir di Wina di antara pejabat Iran, Amerika Serikat, Prancis dan Rusia.
(*)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009