Jakarta (ANTARA News) - Departemen Keuangan (Depkeu) berkeyakinan bahwa pasar obligasi di Indonesia masih kecil sehingga tidak akan terjadi kejenuhan pasar seperti yang terjadi di negara-negara lain.

"Jumlah obligasi yang kita terbitkan tidak sebesar dengan negara lain yang melakukan hal yang sama karena size dari pasar obligasi kita kan masih kecil. Jadi dampak kepada kejenuhan pasar tidak terlalu signifikan," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu, Anggito Abimanyu di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pasar obligasi dunia pada 2009 dan 2010 kemungkinan memang akan bertambah besar dengan adanya peningkatan defisit anggaran di negara-negara besar termasuk Amerika Serikat (AS). Kondisi itu akan berdampak kepada negara-negara lainnya.

Pemerintah AS menutup tahun fiskal 2009 dengan catatan defisit anggaran 1,417 triliun dolar AS, sekitar 962 miliar dolar AS lebih tinggi dari tahun sebelumnya dan 10 persen lebih besar dari produk domestik bruto (PDB) yang tertinggi sejak 1945.

"Tapi itu sudah kita perhitungkan waktu Amerika memberikan revisi, tentu akan ada pengaruhnya dari sisi suplai obligasi di pasar obligasi dunia. Untuk tahun 2009 saya kira masih aman," jelas Anggito.

Sementara untuk 2010, menurut dia, diperkirakan kondisi perekonomian sudah mengalami pemulihan sehingga pasar memiliki kemampuan untuk menyerap likuiditas yang ada.

Sementara itu berdasar data Ditjen Pengelolaan Utang Depkeu, jumlah nominal obligasi negara per 12 Oktober 2009 mencapai sebesar Rp570,27 triliun. Jumlah itu terdiri dari obligasi negara yang dimiliki bank sebesar Rp259,09 triliun, dimiliki institusi pemerintah (Bank Indonesia) sebesar Rp22,50 triliun, dan dimiliki oleh non bank sebesar Rp288,68 triliun.

Kepemilikan oleh non bank sebesar Rp288,68 triliun terdiri dari kepemilikan oleh reksadana Rp41,42 triliun, asuransi Rp68,30 triliun, pihak asing Rp99,33 triliun, dana pensiun Rp37,27 triliun, sekuritas Rp0,63 triliun, dan lain-lain Rp41,73 triliun.

Kepemilikan asing per 12 Oktober 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp6,11 triliun dibandingkan posisi akhir September 2009 yang mencapai Rp93,23 triliun. Kepemilikan oleh asing sebagian besar berada pada jenis obligasi negara yang berjangka menengah dan panjang (lebih dari 5 tahun) yang mencapai sekitar 74,2 persen. (*)

Pewarta: mansy
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009