Ialamabad (ANTARA News/AFP) - Dua ledakan bom menghantam sebuah universitas di ibukota Pakistan, Islamabad, Selasa, dengan sedikitnya sembilan orang dilaporkan terluka ketika paramedis membawa korban ke rumah sakit, kata polisi.

"Itu adalah ledakan bom. Itu (ledakan) di dalam bangunan universitas Islam," ujar pejabat polisi Mohammad Afzal dari bagian tanggap darurat.

"Ada ledakan bom lainnya beberapa menit kemudian," jelas Afzal pada AFP, merujuk pada Universitas Islam Islamabad di sisi timur Islamabad.

"Kami telah mengirim tim ke tempat itu. Kami sedang mengumpulkan informasi mengenai korban," pejabat polisi itu menambahkan.

Media negara Pakistan PTV melaporkan bahwa sembilan orang terluka sementara saluran-saluran televisi swasta menyiarkan gambar paramedis mengusung keluar dua korban dengan darah mengalir menembus pakaian mereka.

Seorang perempuan muda terlihat di televisi Geo melangkah keluar dari sebuah mobil ambulans dengan darah memercik menetesi bagian depan baju jubahnya.

Pakistan telah dipukul berulang-ulang oleh meningkatnya dengan spektakuler serangan bulan ini, yang mana lebih dari 170 orang telah tewas dan mencakup 22 jam pengepungan markasbesar militer di kota garnisun Rawalpindi, dekat ibukota.

Gerilyawan yang punya hubungan dengan Taliban dan al Qaida telah disalahkan karena dua tahun serangan pemboman bunuh diri dan serangan komando yang menewaskan 2.250 oang sejak pasukan keamanan menyerang sebuah masjid kelompok garis keras di ibukota pada Juli 2007.

Pakistan Sabtu melancarkan serangan besar-besaran terhadap gerilyawan Taliban di Waziristan Selatan, bagian dari daerah suku yang tak patuh hukum di negara itu, di perbatasan Afghanistan, tempat gerilyawan yang punya hubungan dengan al Qaida diduga merencanakan serangan terhadap sasaran Barat.

Meskipun tidak ada pengakuan segera tanggungjawab atas serangan Selasa, beberapa pengamat memperingatkan bahwa gerilyawan mungkin akan meningkatkan serangan bom untuk membalas serangan di Waziristan Selatan.(*)

Pewarta: luki
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009