Islamabad (ANTARA News/AFP) - Seorang pembom bunuh diri meledakkan mobilnya yang dipenuhi bahan peledak di satu jalan raya Pakistan, MInggu pagi, sehingga seorang personel polisi tewas, kata kepala polisi jalan raya.

Serangan itu berlangsung dekat Lillah, sekitar 140 kilometer sebelah selatan ibu kota Pakistan, Islamabad, di jalan raya yang menghubungkan beberapa kota besar dan kecil di Pakistan.

"Seorang pembom bunuh diri meledakkan mobilnya, ketika ia dicegat di dekat satu persimpangan," kata Inspektur Jenderal Polisi Jalan Raya Waseem Kausar.

Petugas patroli yang mencegat mobil dan bermaksud memeriksa penumpangnya sehubungan dengan keterangan intelijen sebelumnya itu tewas ketika sang pembom meledakkan bahan peledak yang dibawanya, kata Kausar.

Seorang pria lagi yang bepergian bersama pembom bunuh diri itu berusaha melarikan diri ketika mobil itu dihentikan tapi belakangan ditangkap polisi, katanya.

Selama penyelidikan awal pria yang ditangkap itu mengatakan mereka berdua sedang dalam perjalanan dari kota Peshawar, ibu kota North West Frontier Province, yang bergolak, menuju Lahore, kata Kausar.

Namun seorang polisi senior belakangan mengatakan masih belum jelas apakah ada orang kedua di mobil itu karena para penyelidik belum menemukan jenazah pria yang diduga sebagai pembom bunuh diri tersebut.

"Sejauh ini beberapa bagian tubuh pria lain itu belum ditemukan. Penyelidikan masih berlangsung dan menurut penyelidikan awal, hanya satu orang yang telah ditangkap," kata Kepala Polisi Wilayah Aslam Tarin kepada stasiun televisi swasta, Express.

Tarin mengatakan, dari keterangan awal, pria yang ditahan tersebut sedang mengendarai mobil itu, sedangkan bahan peledak seberat 30 kilogram digunakan dalam pemboman tersebut.

Kausar mengatakan ledakan itu sangat kuat sehingga suaranya terdengar dari jarak 15 kilometer.

Serangkaian serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok garis keras telah menewaskan hampir 200 orang pada Oktober di Pakistan, negara garis depan dalam perang pimpinan AS melawan ekstremieme global. (*)

Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009