New York, (ANTARA News) - Harga minyak dunia jatuh pada Kamis waktu setempat, di tengah terpukulnya pasar oleh berita ekonomi suram, kekhawatiran terhadap meningkatnya stok energi AS dan proyeksi baru OPEC tentang penurunan permintaan 2009.

AFP Melaporkan, kontrak utama New York, minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Februari, jatuh 1,88 dolar AS menjadi ditutup pada 35,40 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Februari turun 39 sen menjadi mantap pada 44,69 dolar AS di InterContinental Exchange. Kontrak jatuh tempo pada penutupan perdagangan.

Harga minyak telah meningkat pada awal perdagangan, sedikit pulih setelah kinerjanya pada Rabu "mixed".

Namun, harga kembali berbalik melemah setelah OPEC memangkas proyeksi permintaan minyak global, diperkirakan permintaan akan menyusut lebih besar dari ekspektasi 0,2 persen tahun ini.

"Tekanan ekonomi dunia diperkirakan memiliki pengaruh besar terhadap permintaan minyak tahun ini, terutama di negara-negara industri," kata Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporan bulanannya.

"Tahun 2009 diawali dengan sebuah tekanan kuat ekonomi dunia yang mengakibatkan proyeksi permintaan minyak tahun ini menunjukkan pertumbuhan negatif" 0,18 juta barel per hari (bph) atau 0,2 persen, kata OPEC.

Dalam 2008, permintaan minyak global diestimasi mengalami kontraksi 0,1 juta bph, "penurunan pertama dalam lebih dari dua dekade," kata kartel.

Perbaikan stabilisasi harga menjadi pada level yang dapat diterima "akan membutuhkan waktu menghadapi tantangan ekonomi global."

Sejak September kartel yang memasok 40 persen dari produksi minyak mentah dunia, telah memangkas produksinya sejumlah 4,2 juta bph dalam upaya menopang harga minyak yang terus merosot.

Pasar terus memberikan reaksi terhadap laporan pemerintah AS, Rabu, tentang meningkatnya stok minyak mentah AS, menggarisbawahi melemahnya permintaan di konsumen energi terbesar dunia tersebut.

Departemen energi AS (DoE), Rabu mengatakan, bahwa cadangan minyak mentah AS naik 1,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 9 Januari.

Minyak destilasi, yang termasuk bahan bakar pemanas dan minyak disel meningkat 6,4 juta barel pekan lalu.

Mike Fitzpatrick dari MF Global mengatakan disana ada fakta bahwa spiral deflasi sedang berjalan, meski para embuat kebijakan berupaya memompakan likuiditas ke dalam sistem keuangan yang membeku.

"Penurunan harga dalam beberapa bulan terakhir memberikan kesan bahwa hal itu sudah dimulai, ini meminta kerelaam para produsen untuk menahan barang-barang, terutama minyak, dari pasar," kata Fitzpatrick.

"Tetapi, karena laporan cadangan minyak AS kemarin, untuk level stok mendatang harus sejalan dengan perubahan struktur pasar."(*)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009