Pariaman (ANTARA News) - Menko Kesra Agung Laksono saat mengunjungi korban gempa di Padang Pariaman mengatakan bahwa pendidikan bagi anak-anak sangat penting karena meraka adalah masa depan bangsa.

Agung Laksono mengatakan hal itu ketika berkunjung ke SDN 11, Enam Lingkung, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, bersama rombongan enam orang Menteri kabinet Indonesia bersatu jilid II.

Kabupaten Padang Pariaman merupakan daerah yang mengalami kerusakan terparah akibat gempa dengan kekuatan 7,9 SR, yang terjadi Rabu (30/9)

"Anak-anak jangan sampai trauma akibat gempa besar yang melanda Kabupaten Padang Pariaman sehingga tidak mau ke sekolah lagi", kata Menko Kesra Agung Laksono, di Pariaman, Senin (26/10).

Dia menambahkan, pasca gempa tersebut anak-anak merasa cemas berlebihan bila terjadi gempa susulan dan enggan untuk kembali ke sekolah kerana mereka melihat dan mengalami kejadian.

"Sangat dibutuh bimbingan serius dari para orang tua untuk mengembalikan kepercayaan anak-anak mereka", ungkapnya.

Menko Kesra, Agung Laksono bersama rombongan menemui murid SDN 11 Enam Lingkung yang sedang belajar.

Wajah murid-murid itu terlihat antusias melihat rombongan menteri mengunjungi tenda tempat mereka belajar.

"Sementara begini tidak apa-apa yang penting selamat dan jangan patah semangat belajar. Kami akan bangun kembali karena pendidikan itu penting," kata Agung.

Secara spontan Menhum dan HAM, Patrialis Akbar, memberikan uang pecah RP 50 ribu kepada murid SD dan para guru yang mengajar untuk uang jajan.

"Pergunakanlah uang tersebut dengan sebaik-baiknya", kata Menhum dan HAM, Patrialis Akbar sambil memberikan uang kepada salah seorang guru SD N 11 Enam Lingkung, di Pariaman, Senin (26/10).

Tempat terpisah, Rubiati, salah satu guru SD, di Pariaman, meminta kepada pemerintah khusus Dinas Pendidikan agar secepat membangun sekolah darurat.

Dari pemantauan ANTARA, Senin terlihat sebanyak 3 unit tenda besar yang dipasang.

"Para murid yang berada dalam tenda sangat kepanasan ketika belajar, khusus untuk murid kelas enam terpaksa menumpang di SD yang lain," ungkapnya.

Murid yang belajar dalam tenda darurat ini adalah kelas satu hingga kelas lima.

"Jumlah murid SDN 11 sebanyak 160 orang siswa sekitar 8 orang guru-guru pengajar", jelasnya

Dia menambahkan, ada rencana dari Dinas pendidikan Kabupaten Padang Pariaman untuk mendirikan sekolah darurat di empat lokasi.
(*)

Pewarta: ferly
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009