New York (ANTARA News/Reuters) - Harga minyak mentah naik di atas 79 dolar per barel pada Selasa waktu setempat, karena data menunjukkan meningkatnya permintaan bensin di AS membantu investor mengesampingkan penurunan keyakinan konsumen di pengguna energi terbesar dunia itu.

Minyak mentah naik sekalipun dolar AS menguat terhadap mata uang lain dalam perdagangan sore, dan indeks saham S & P jatuh.

Sebuah laporan dari MasterCard SpendingPulse pada Selasa menunjukkan permintaan bensin AS meningkat minggu lalu - 5,1 persen lebih tinggi daripada tingkat tahun lalu dan 0,1 persen lebih tinggi daripada minggu sebelumnya.

"Angka mingguan menunjukkan permintaan bensin melonjak pekan lalu, dan mungkin mulai menggerogoti persediaan bahan bakar pada suatu waktu ketika penyuling telah memproses lebih sedikit minyak mentah," kata Gene McGillian dari Tradition Energy di Stamford, Connecticut.

Minyak mentah New York jenis light sweet untuk pengiriman Desember naik 87 sen menjadi menetap di 79,55 dolar per barel.

Minyak mentah London jenis Brent North Sea naik 66 sen menetap di 77,92 dolar per barel.

Data pemerintah yang keluar Rabu cenderung menunjukkan persediaan bahan bakar AS jatuh pada minggu lalu, walaupun kemungkinan stok minyak mentah meningkat, menurut para analis yang disurvei oleh Reuters.

Kelompok industri American Petroleum Institute akan merilis sendiri data persediaan pada kemudian Selasa.

Dolar, dianggap sebagai sebuah investasi "safe haven", bangkit pada Selasa sebagai reaksi atas lesunya keyakinan konsumen AS yang jatuh pada Oktober ke level terendah sejak Juli.

Karena dolar menguat, minyak mentah menjadi lebih mahal untuk pemegang mata uang asing.

Sementara lebih baik dari yang diperkirakan pendapatan kuartalan dari raksasa minyak BP Plc membantu meningkatkan kepercayaan dalam pemulihan industri dan mengirim saham perusahaan energi itu lebih tinggi.

DataProduk domestik bruto (PDB) AS akan dirilis Kamis. Analis berharap data itu menunjukkan ekonomi terbesar dunia itu tumbuh 3,3 persen pada kuartal ketiga, karena angka pertumbuhan yang lebih rendah bisa mendorong aksi jual yang berisiko pada harga komoditas yang telah pulih bulan ini.

Ketegangan negosiasi antara kekuatan Barat dan produsen minyak nomor dua OPEC (Iran) tentang pengayaan uranium juga membantu mendorong harga minyak lebih tinggi.

Iran mencari perubahan besar pada kesepakatan bahan bakar nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa sebelum setuju untuk mengirimkan uranium yang diperkaya rendah ke luar negara untuk pengolahan, media pemerintah Iran melaporkan Selasa.

Menteri minyak OPEC pekan ini mengatakan kelompok produsen mungkin meningkatkan produksi pada pertemuan Desember jika stok minyak mentah jatuh cepat, tapi pejabat Iran mengatakan Selasa, tidak ada indikasi OPEC akan perlu untuk meningkatkan produksi. (*)

Pewarta: imung
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009