Moskow (ANTARA News/AFP) - David Miliband merupakan menteri luar negeri Inggris pertama yang berkunjung ke Rusia selama lima tahun terakhir, dalam rangka menghangatkan hubungan kedua negara setelah terperosok dalam kebencian Perang Dingin yang diwarnai serangkaian sengketa tajam.

Tak lama setiba Ahad malam, Miliband bertemu dengan timpalannya Menlu Rusia Sergei Lavrov, dan melakukan perundingan-perundingan Senin, kata kedutaan Inggris.

Dia juga mengatakan akan bertemu dengan para pemimpin dunia usaha dan masyarakat sipil Rusia.

Kunjungan Miliband ke Moskow ini dilakukan bersamaan dengan peringatan tahun ketiga kasus peracunan yang berakibat fatal di London, yang dilakukan oleh mantan mata-mata Kremlin yang kemudian menjadi kritikus, Alexander Litvinenko pada 2006.

Kasus kejahatan inilah yang menimbulkan kemerosotan hubungan kedua negara, yang belum terjadi sebelumnya.

Menulis di dalam blognya, Miliband mengakui adanya perbedaan-perbedaan, namun juga mengatakan bahwa hubungan baik sangat penting bagi kedua negara.

"Kami tak selalu bermusuhan dengan Rusia, namun kami menghadapi tantangan global yang sama, dan untuk itu yang penting bahwa kami harus bekerjasama."

Duta besar Rusia untuk London Yuri Fedotov menyatakan ddi surat kabar Guardian, bahwa `kunjungan tersebut merupakan peluang untuk menyusun kembali hubungan kita.`

Namun demikian, dalam suatu wawancara terpisah dengan kantor berita Rusia Interfax, Fedotov mengatakan, kedua pihaknya seyogianya lebih mengutamakan kesepakatan untuk mengatasi sengketa-sengketa yang ada.

"Kami masih tak bisa memecahkan sejumlah masalah yang menyakitkan yang muncul pada beberapa tahun lampau ... Namun kedua pihak kini telah saling memahami, bahwa kekurangan pengertian di dalam masalah ini tidak perlu merintangi kerjasama di berbagai bidang lainnya."

Selama ini, sejumlah pejabat tinggi dari Amerika Latin dan Asia seringkali mengadakan kunjungan ke Moskow dalam beberapa tahun belakangan ini.

Kunjungan terakhir menteri luar negeri Inggris untuk melakukan pembicaraan bilateral dilakukan oleh Jack Straw pada Juli 2004.

Menang terdapat sedikit peluang bagi Rusia untuk meningkatkan hubungan kedua, namun hal itu terkendala oleh pengekstradisian terdakwa pembunuh Litvinenko, Anfrei Lugovoi.

Kepolisian Inggris menuduh Lugovoi membunuh Litvinenko, kemungkinan dengan mencampurkan radioaktif polonium ke dalam tehnya, di salah satu hotel di London, pada 2 November 2006.

Dia meninggal tiga pekan kemudian setelah menderita sakit.

Tetapi, Lugovoi membantah terlibat dalam kematian Litvinenko. Dia kemudian dipilih sebagai anggota parlemen Rusia untuk mewakili partai pro-Kremlin.

Janda Litvinenko, Marina mengecam kunjungan Miliband saat rencana itu diumumkan bulan lalu, dengan mengatakan bahwa waktunya hanya makin menambah luka dan pedih.
(*)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009