Tripoli (ANTARA News/AFP) - Sejumlah politisi dari Irlandia Utara sedang mengadakan pembicaraan di Libia mengenai kemungkinan bantuan bagi proses rekonsiliasi di provinsi itu, seorang pejabat Libia mengatakan dalam satu pernyataan yang dipublikasikan Senin.

Wakil Menlu Abdelati al-Obeidi menjelaskan pada surat kabar Oea bahwa delegasi anggota parlemen itu "datang untuk mengusulkan agar Libia mendukung proyek rekonsiliasi dan membantu pembangunan di Irlandia Utara".

Delegasi itu telah bertemu dengan sejumlah pejabat senior, termasuk Menlu Mussa Kussa, pada Ahad dan Senin, kantor berita pemerintah JANA melaporkan tanpa merujuk ke masalah kompensasi.

Beberapa anggota delegasi mengatakan Sabtu bahwa pembicaraan mereka juga akan berpusat pada kompensasi bagi korban serangan Tentara Republik Irlandia (IRA) dalam tiga dasawarsa kekerasan di Irlandia Utara.

Pada Sabtu, anggota parlemen dari Partai Unionis Demokratis Jeffrey Donaldson, yang termasuk di antara enam anggota delegasi itu, mengatakan bahwa ketika pembicaraan telah diadakan mengenai masalah tersebut, itu akan menjadi pertemuan langsung pertama dengan para menteri di Tripoli.

Ia mengatakan pada BBC sebelum terbang ke Libia untuk kunjungan tiga hari bahwa keluarga sejumlah korban IRA telah minta kompenasi secara perorangan atas kerugian mereka, tapi kunjungan itu juga memiliki tujuan yang lebih besar.

"Apa yang kami coba capai adalah pembentukan dana perdamaian dan rekonsiliasi yang akan membantu mendorong perdamaian di Irlandia Utara dan menggerakkan kita melewati peninggalan konflik ... dan kami percaya Libia dapat meyumbang ke arah pembentukan dana seperti itu.

"Kami akan mengajukan masalahnya secara langsung pada pemerintah Libia," ujarnya.

Para pengacara korban menyatakan dalam pernyataan belum lama ini bahwa fakta kunjungan itu akan berlangsung merupakan tanda kemajuan yang disambut baik dalam upaya untuk mendapat ganti rugi.

"Korban menganggap ini sebagai langkah maju penting, dan juga pengakuan oleh kedua negara bahwa keadaan menyedihkan mereka tidak akan dilupakan ketika hubungan Anglo-Libia berkembang," katanya.

"Mereka sungguh-sungguh mengharapkan bahwa, menyusul kunjungan tim parlemen itu, Libia akan meninjau kembali sikapnya terhadap mereka dan mengapresiasi bahwa mrreka ingin mengunjungi Libia dengan semangat perdamaian dan rekonsiliasi."

Hubungan antara IRA dan Kadhafi diperkirakan akan merentang kembali hingga 1972, dan bahan peledak Semtex buatan-Ceko yang diketahui dipasok oleh Libia adalah salah satu senjata IRA paling mematikan.

IRA, yang meninggalkan kekerasan pada 2005, ingin Irlandia Utara menjadi bagian dari Republik Irlandia, dan merupakan kelompok militan penting Katolik dalam konflik yang menewaskan lebih dari 3.000 orang itu.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009