Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) akan bersinergi dan harmonisasi dari respon kebijakan untuk menekan inflasi pada 2010.

"Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi tahun 2010 dari sisi ekspektasi inflasi maka pemerintah dan BI akan terus berkomunikasi intens," ujarnya setelah menghadiri rapat Badan Anggaran di gedung DPR Jakarta, Selasa malam.

Menurut dia, harga komoditas, minyak bumi dan bahan pangan yang sudah mulai kembali menunjukkan kecenderungan mengalami kenaikan dan nilai tukar dolar yang selama empat bulan terakhir mengalami gejolak yang cukup signifikan dapat mempengaruhi ekspektasi inflasi.

"Pemulihan ekonomi masih harus terus kita monitor dan kita dengan BI terus berkomunikasi apakah inflasinya nanti berasal dari sisi biaya (cost), impor atau nilai tukar, atau apakah sifatnya `pressure` dari sisi permintaan karena program-program pemerintah juga dapat menimbulkan tekanan," ujarnya.

Dan untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi tetap mencapai target, Sri menambahkan akan tetap menjaga sektor ekspor dan investasi agar dapat segera pulih dari dampak krisis global.

BI memperkirakan inflasi akan kembali ke pola normalnya pada kisaran 5 persen plus minus 1 pada 2010 dan proyeksi inflasi tersebut terkait dengan mulai meningkatnya kegiatan ekonomi dalam negeri, meningkatnya "imported inflation" dengan adanya kenaikan harga komoditas dan ekspektasi inflasi.

Hingga bulan Oktober 2009, inflasi 2009 sebesar 2,48 persen dari prediksi awal sebesar 4 persen. Sedangkan inflasi pada Oktober 2009 sebesar 0,19 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,68.

Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan optimis tingkat inflasi 2009 lebih rendah dari target pemerintah asalkan didukung juga dengan keadaan ekonomi yang stabil, ditambah dengan harapan agar pemerintah tidak membuat kebijakan baru yang dapat menimbulkan efek ganda.(*)

Pewarta: bwahy
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009