London (ANTARA News/AFP) - Grup bank raksasa HSBC akan mengurangi lebih dari 1.700 karyawannya di divisi perbankan ritel di Inggris, kata seorang jurubicara, Selasa.

HSBC akan mengurangi "sedikit di atas 1.700 karyawannya," kata jurubicara itu.

Pengumuman itu muncul setelah pemerintah memutuskan adanya perubahan besar di sektor perbankan dan sehari setelah Royal Bank of Scotland (RBS) yang dimiliki negara menyatakan pihaknya akan memangkas sekitar 3.700 karyawannya di seluruh operasi ritelnya di Inggris.

HSBC mengatakan dalam pernyataan tertulisnya bahwa pengurangan karyawan akan berlangsung selama 12 bulan ke depan, sementara pihaknya juga akan menciptakan ratusan peran baru selama tahun depan itu.

"Keputusan yang berdampak pada karyawan selalu sulit, namun restrukturisasi ini bagi penting dalam merampingkan bisnis kami dan migrasi aktivitas ke pusat-pusat ekselensi di seluruh negeri," kata Kepala Eklsekutif HSBC Inggris Paul Thurston.

HSBC mengatakan banknya saat ini mempekerjakan sekitar 40.000 orang di divisi perbankan ritel Inggris.

Secara keseluruhan, grup bank sedang mengubah perhatiannya dari Barat ke Timur. Pada September HSBC mengumumkan perpindahan kepala eksekutifnya ke Hong Kong dari London.

HSBC, yang didirikan di Hong Kong dan Shanghai pada 1865, akan tetap berkantor pusat di London dan berlindung pada regulasi Inggris, namun Kepala eksekutif (CEO) Michael Geoghegan akan pindah pada Februari untuk lebih dekat dengan yang disebut "sebagai kawasan paling besar dan penting" dalam operasinya.

HSBC pada Senin mengatakan pihaknya melihat peluang akuisisi di pasar yang sedang berkembang dan merencanakan untuk membuka cabang baru di China.

Sementara itu di Inggris, pemerintah pada Selasa mengatakan pihaknya akan mendorong RBS dan bank milik negara lain Lloyds Banking Group untuk menjual asetnya untuk meningkatkan kompetisinya, namun akan mendukung mereka dengan dana 30 miliar pounds (49 miliar dolar AS).

Pemerintah Inggris mengharapkan bank baru akan lahir sebagai hasil pemisahan itu, yang mana adalah hasil tekanan dari otoritas kompetisi Uni Eropa.

Bagian yang dipisahkan dari grup induknya meningkatkan sekitar 10 persen pasar perbankan ritel Inggris, yang saat ini sedang bermasalah.

Sebagai balasan dari bantuan negara, RBS dan Lloyds harus memangkas bonus yang dibayarkan kepada pimpinan puncak dan akan meningkatkan pinjamannya ke bisnis dan individual yang terkena resesi.

Sementara itu Lloyds telah mengumumkan pihaknya akan menerbitkan hak penawaran terbatas (right issue) dengan nilai rekor 13,5 miliar pound, yang merupakan penawaran terbesar yang pernah ada di Inggris atas saham baru bagi pemegang sahamnya.

Pengumuman Selasa itu muncul sepekan setelah Komisi Eropa menyetujui rencana bantuan negara untuk memisahkan dan menjual bank Northern Rock yang dinasionalisasi Inggris.(*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009