Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia memperkirakan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan akan semakin cerah pascakrisis global.

Kepala Ekonom Bank Dunia William Wallace di Jakarta, Rabu mengatakan, pertumbuhan Indonesia saat ini terus menunjukkan hal yang positif dengan terus meningkat dan lebih kuat dari sejumlah negara lain.

"Dan ini juga terbantu dengan kondisi pasar modal yang mulai membaik, inflasi yang masih berada dalam tingkat rendah dan dampak sosial yang cukup terbatas," ujarnya.

Menurut dia, ada beberapa hal yang membuat perekonomian Indonesia tetap terjaga, pertama karena fondasi perekonomian ketika krisis melanda cukup kuat dan tidak banyak dipengaruhi produk finansial kritis, kekuatan sektor swasta cukup rendah dan utang publik yang rendah sehingga mengakibatkan posisi fiskal masih cukup kuat.

Kedua, peran pemerintah yang pro aktif dalam mengamankan pasar modal dengan meningkatkan garansi deposito, belanja stimulus plus pemotongan pajak dan belanja program sosial seperti pemberian Bantuan Langsung Tunai, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri dan Bantuan Operasional Sekolah.

"Indonesia juga terbantu oleh pembelanjaan akibat penyelenggaraan pemilihan umum 2009 lalu," ujar William.

Untuk itu, ia menambahkan investasi dan pertumbuhan Indonesia dapat lebih didorong pemerintah dengan bantuan swasta serta didukung oleh perbaikan kebijakan dan investasi publik yang tepat.

"Indonesia juga harus menerapkan sistem jaring pengaman sosial yang tepat bagi negara berpendapatan menengah karena posisi fiskal serta utang Indonesia masih cukup kuat dan akan ada dana tambahan jika subsidi energi direalokasikan ke belanja sosial," ujarnya.

Program tersebut dapat berupa program bantuan sosial yang komprehensif dan sudah teruji, sistem Asuransi Kesehatan Nasional yang jelas dan terjangkau serta sistem pesangon yang memberikan kenyamanan bagi pekerja untuk mendorong pembukaan lapangan pekerjaan.

William menjelaskan Indonesia juga perlu untuk membangun terobosan infrastruktur untuk mendukung perekonomian dan menghubungkan pasar domestik serta pasar kawasan.

"Kebutuhan akan adanya infrastruktur yang memadai tidak sekedar dibutuhkan, namun juga akan mengubah persepsi global, karena Indonesia termasuk salah satu negara berkembang yang menjadi anggota G-20 selain Brasil, Rusia, India dan China," ujarnya.

Dorongan Infrastruktur juga dibutuhkan di tingkat regional untuk membangun infrastruktur urban seperti transportasi massal, perumahan, air dan sanitasi yang dapat mendorong terciptanya kota-kota kelas dunia.

Terakhir dibutuhkan reformasi kelembagaan atau birokrasi dengan kerangka kerja regulasi modern dan mekanisme pembuatan kebijakan, regulasi dan manajemen.

"Sistem tersebut dapat dilakukan dengan perbaikan sistem gaji, perekrutan dan promosi yang sesuai dengan akuntabilitas dan reformasi yang sesuai dengan kebutuhan," ujar William.

William menambahkan terkait dengan pidato presiden mengenai target investasi sebesar Rp2100 triliun untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen pada 2014, bahwa target itu dapat dengan mudah tercapai.

"Target tersebut cukup realistis dan dapat dengan mudah dicapai," ujarnya.(*)

Pewarta: handr
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009