Surabaya (ANTARA News) - Sosok Yulianto, yang disebut-sebut dalam rekaman pembicaraan Anggodo dan  sampai sekarang masih misterius, dikenal sebagai orang yang diduga pernah terlibat kasus sengketa tanah di kawasan Manyar Tompotika, Surabaya, Jawa Timur.

Ketua Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI) Jawa Timur, R Henry Rusdijanto, S.H. mengatakan, pada tahun 1997, Yulianto pernah terlibat kasus penipuan tanah.

"Ia dikenai hukuman selama satu tahun, namun mulai dari Polwitabes hingga ke Pengadilan Negeri Surabaya tidak sempat dimasukkan ke penjara," katanya.

Sosok Yulianto tersebut akhirnya muncul kembali pada tahun 2005, saat itu Yulianto sempat mengontak dirinya dan mengajaknya bergabung di kantornya untuk membentuk sebuah kantor biro jasa di sebuah daerah di Jakarta.

Namun, sejak tahun 2005 hingga sekarang, ia mengaku kehilangan kontak dengan sosok Yulianto yang disebut-sebut menyerahkan uang suap Rp5,1 miliar kepada anggota KPK.

Atas dasar itulah, dia mengatakan Yulianto saat ini tinggal di Jakarta. "Jadi, Yulianto saat ini kemungkinan tinggal di Jakarta," katanya.

Ia meyakini sosok Yulianto yang pernah dikenalnya itu melalui ciri-ciri yang disebutkan Ary Muladi di depan tim delapan atau tim pencari fakta (TPF) pada beberapa hari yang lalu.

"Yulianto memang berbadan atletis dan bermata sipit," katanya.

Terkait sosok Yulianto yang saat ini muncul di televisi, ia menilai orang tersebut bukanlah Yulianto yang saat ini sedang dicari tim Mabes Polri.

Ia juga menjelaskan sosok Yulianto yang disebut-sebut Ary Muladi beretnis China itu sebenarnya adalah orang Jawa.

"Matanya memang sipit, kayak orang China, tapi dia Jawa," katanya.

Ia menambahkan, Yulianto adalah keponakan seorang menteri di era Orde Baru, namun penasihat hukum itu enggan menyebutkan namanya.
(*)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009