Mamuju (ANTARA News) - Petani di Kecamatan Tapalang dan Tapalang Barat Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mengaku sulit memasarkan hasil komoditas kelapa dalam mereka.

Hal itu dikatakan salah seorang petani di Kecamatan Tapalang Asnadi di Mamuju, Senin.

Ia mengatakan komoditas kelapa dalam petani di Tapalang sulit dipasarkan karena ratusan hektare kelapa dalam milik petani yang dikembangkan masyarakat di wilayah itu tidak bisa diangkut dengan menggunakan kendaraan.

Infrastruktur sarana jalan yang ada di wilayah itu, kata dia, mengalami kerusakan yang sangat parah dan sulit dilalui kendaraan untuk sarana transportasi barang.

"Jika dipaksakan maka harga komoditas kelapa dalam yang ditetapkan pedagang pengumpul harganya sangat jauh di bawah alias anjlok," ujarnya.

Menurut dia, harga komoditas kelapa dalam milik petani yang ditetapkan pedagang pengumpul sekitar Rp375 per buah karena mereka beralasan medan jalan menuju lokasi perkebunan kelapa dalam di wilayah itu sangat sulit dilalui dan memerlukan biaya besar dan risiko yang tinggi.

"Kemarin saya menjual kelapa yang jumlahnya sekitar 400 buah dengan harga sekitar Rp150 ribu itu berarti harga kelapa per biji hanya sekitar Rp375," katanya.

Oleh karena itu ia meminta agar pemerintah mendengarkan keluhan petani di wilayah ini dengan memperbaiki sarana jalan yang menjadi penghambat perbaikan ekonomi petani.

Jika sarana jalan bagus maka komoditas kelapa dalam petani bisa lansung dipasarkan menuju pulau Kalimantan yang harganya jauh lebih bagus.

"Jika di pasarkan di pulau Kalimantan dengan jumlah pasokan kelapa dalam yang besar maka harga kelapa dalam petani yang ditetapkan pedagang pengumpul di Kalimantan bisa mencapai Rp4000 per buah," katanya.

Namun kata dia, itu hanya bisa terjadi jika sarana jalan diperbaiki pemerintah setempat.(*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009