Jakarta (ANTARA) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi, turun 18 poin menjadi Rp9.423-9.433 dibandingkan penutupan hari sebelumnya Rp9.405-9.415, menyusul kuatnya tekanan jual terhadap mata uang RI ini.

Namun, melemahnya rupiah sebesar 18 poin ini dinilai masih wajar akibat aksi lepas oleh pelaku pasar, setelah sebelumnya sempat berada di bawah angka Rp9.400 per dolar, kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Jumat.

Kostaman Thayib mengatakan, pelaku pasar melepas rupiah untuk mencari untung setelah dua hari lalu menguat hingga Rp9.325 per dolar.

"Kami semula optimis rupiah akan dapat mencapai angka Rp9.300 per dolar dalam minggu ini, karena sentimen positif dari membaiknya bursa Wall Street, namun pelaku pasar berkeinginan lain," katanya.

Menurut dia, rupiah akan tetap berada dalam kisaran antara Rp9.400 sampai Rp9.450 per dolar, meski sejumlah analis optimis rupiah akan berada di level Rp9.300 per dolar akhir tahun ini.

"Kami memperkirakan rupiah sulit untuk dapat mendekati angka Rp9.300 per dolar, karena para pelaku asing agak hati-hati untuk masuk pasar," katanya.

Pelaku asing masih fokus pada masalah dalam negeri, yang dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan mencapai lima persen.

Rupiah, masih berada di atas level Rp9.400 per dolar AS, karena tertahan oleh tingkat suku bunga AS yang masih berada dalam tingkat yang rendah yakni 0,25 persen, namun apabila suku bunga AS itu naik, rupiah akan terpuruk.

Pasar masih menunggu kelanjutan laporan data indikator ekonomi AS, dimana pemerintah AS mengalami defisit anggaran belanja negara sebesar Rp1,5 triliun.

Apabila defisit itu makin membengkak, pelaku pasar akan mengalihkan dananya ke pasar Asia khususnya rupiah, sehingga mata uang lokal itu akan kembali menguat. (*)

Pewarta: handr
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009