Temanggung (ANTARA News) - Penjualan gas elpiji kemasan tabung 12 kg di Temanggung, Jawa Tengah, turun sekitar 40 persen karena konsumen beralih ke elpiji kemasan tabung tiga kg.

Pemilik agen minyak tanah dan elpiji PT Kebonarum, Kuswanto di Temanggung, Senin, mengatakan bersamaan dilaksanakan program konversi minyak tanah ke gas elpiji kemasan tabung tiga kg, penjualan elpiji kemasan tabung 12 kg turun cukup tajam.

Ia menyebutkan, sebelumnya dapat menjual elpiji kemasan tabung 12 kg sebanyak 350 tabung per hari, kini hanya 200 tabung per hari.

Menurut dia, mereka yang beralih ke elpiji kemasan tabung tiga kg adalah penggunaan di kalangan rumah tangga karena harganya memang lebih murah. Sementara itu, untuk penggunaan di restoran, hotel, dan rumah sakit tetap menggunakan kemasan tabung 12 kg.

"Mereka yang penggunaan gas cukup besar cenderung bertahan dengan tabung 12 kg karena jangka waktu pemakaian lebih lama dan sebenarnya kemasan tabung tiga kg untuk kalangan masyarakat kurang mampu," katanya.

Kalangan ibu rumah tangga di Kelurahan Sidorejo Temanggung menyatakan lebih senang menggunakan elpiji kemasan tabung tiga kg karena lebih praktis.

"Jika gas elpiji habis, kami sewaktu-waktu bisa mendapatkan elpiji kemasan tiga kg dengan mudah karena banyak toko maupun warung yang menjualnya," kata Sulasni warga Maron, Sidorejo.

Menurut dia, kemasan tabung tiga kg bisa dibawa dengan mudah karena lebih ringan, berbeda dengan kemasan tabung 12 kg harus dibawa menggunakan kendaraan dan hanya tersedia di beberapa toko tertentu yang jauh dari rumah.

Terkait pelaksanaan konversi di Temanggung, Kuswanto mengatakan, bulan November 2009 Pertamina memberikan pasokan terakhir minyak tanah bersubsidi sebanyak 120 ton.

Ia mengatakan, pembangunan stasiun pengisian bulk elpiji (SPBE) di Desa Nguwet, Kecamatan Kranggan, Temanggung sudah selesai tinggal menunggu pengoperasiannya.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat SPBE itu segera beroperasi sehingga pengambilan elpiji kemasan tabung tiga kg tidak usah jauh-jauh sampai Sleman," katanya.(*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009