Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan diprediksi bergerak melemah seiring terkoreksinya mayoritas bursa saham kawasan Asia.

IHSG Senin pagi dibuka menguat 8,61 poin atau 0,17 persen ke posisi 5.088,2. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 1,84 poin atau 0,23 persen menjadi 794,66.

"Saham AS pada perdagangan Jumat lalu bergerak mixed, yang dapat mengakibatkan terbatasnya dukungan ke pasar regional Asia," kata Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Senin.

Baca juga: IHSG Senin pagi dibuka menguat tipis 8,61 poin

Selain itu faktor lainnya yakni nilai tukar rupiah yang diperkirakan rawan depresiasi terhadap dolar AS, di tengah wacana pelonggaran kebijakan moneter lanjutan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed). Sentimen berikutnya yaitu peningkatan kasus baru terinfeksi COVID-19 secara global.

"Katalis positif bagi pasar hanya tertopang oleh sentimen dari indeks berjangka Wall Street yang sementara ini dalam posisi menguat," ujarnya.

Presiden AS Donald Trump berencana melarang semua anggota Partai Komunis China masuk ke Negeri Paman Sam. Sekretaris pers Gedung Putih Kayleigh McEnany mengatakan bahwa Trump akan memikirkan segala opsi berkaitan dengan China.

Baca juga: Rupiah Senin pagi menguat tipis, hanya 8 poin

Namun langkah AS itu dianggap akan semakin memperburuk hubungan antar kedua negara. Larangan besar-besaran terhadap anggota Partai Komunis China juga akan menjadi PR luar biasa bagi AS, terutama dalam menyaring arus kedatangan orang China.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei melemah 94,13 poin atau 0,41 persen ke 22.602,29, Indeks Hang Seng turun 281,36 poin atau 1,12 persen ke 24.807,81, dan Indeks Straits Times melemah 20,92 atau 0,8 ke 2.597,56.

Baca juga: Saham Tokyo dibuka menguat, ditopang aksi beli saham "oversold"

Baca juga: Saham Australia dibuka merosot, terseret saham keuangan dan energi
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2020