Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) Senin ini menyetujui pemberian pinjaman sebesar 300 juta dolar AS kepada Indonesia sebagai bagian kedua program sektor pembangunan Pasar Modal.

Siaran pers ADB yang diterima di Jakarta, Senin menyebutkan pinjaman itu diharapkan bisa menutupi biaya reformasi kebijakan dan untuk memberikan dukungan anggaran bagi program stimulus fiskal pemerintah dalam menanggapi krisis ekonomi global.

Program yang menyokong agenda reformasi pemerintah jangka menengah itu, dirancang ADB untuk membuka potensi pasar modal Indonesia dalam menyediakan pendanaan jangka panjang bagi infrastruktur dan kebutuhan pembangunan penting lainnya.

Indonesia memiliki pembangunan dan peraturan sektor perbankan yang baik yang menangani sekitar 80 persen dari aset industri keuangan. Meski begitu kapasitas pinjaman itu masih terbatas akibat aset yang pendek jangka waktunya serta sektor non bank termasuk pasar ekuitas dan utang yang masih relatif kecil dan tidak likuid.

Dalam mengatasinya, program ini akan mendukung secara luas reformasi kebijakan yang dirancang untuk meningkatkan keterbukaan informasi dan pengawasan, memperkuat tata kelola dan perlindungan investor, mendorong intermediasi keuangan dan diversifkasi produk keuangan , dalam kaitan untuk menciptakan pasar modal yang memiliki daya tahan dan efisiensi yang lebih baik.

"Bersama dengan reformasi ekonomi Indonesia yang lebih luas, reformasi pasar modal akan memberikan peran dalam stabilitas sektor keuangan untuk menumbuhkan produktifitas dan generasi pekerja serta untuk mengurangi kemiskinan," kata Pemimpin bidang Pasar Modal dalam Departemen Asia Tenggara ADB Valliyoor Subramanian.

Pada fase kedua program ini, tindakan telah dilakukan untuk memperlebar jatuh tempo obligasi jangka pendek yang ditawarkan, membentuk sebuah gugus tugas guna mengkaji pilihan sebuah peraturan yang terintegrasi pada sektor keuangan, dan untuk memulai pembangunan sebuah Master Plan pasar modal untuk 2010-2014.

Selain itu juga untuk membentuk sebuah dana perlindungan investor guna memperkenalkan instrumen lindung nilai (hedging) seperti opsi saham dan indeks berbasis berjangka, dan untuk mendirikan perdagangan ekuitas ASEAN dengan lima negara peserta lainnya.

Ekonomi Indonesia telah tumbuh kuat dalam 10 tahun terakhir. Meski begitu, krisis ekonomi global, - yang membuat kering aliran dana investor asing dan kredit internasional - telah menyoroti kebutuhan untuk memperluas sumber pembiayaan dalam negeri untuk mempertahankan pertumbuhan.

Penguatan pasar modal akan menyediakan dana jangka panjang untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan, menyediakan lingkungan yang aman dan stabil untuk investor, dan membantu mengurangi risiko refinancing utang.

ADB menyadari reformasi pasar modal penuh akan memakan waktu, sehingga bersama mitra pembangunan lainnya, seperti Japan International Cooperation Agency dan Australian Agency for International Development, merencanakan bantuan teknis untuk mendukung kelanjutan dari langkah-langkah reformasi di luar ADB akhir tahap dua program, termasuk langkah-langkah kebijakan meletakkan di bawah program pasca kerangka pemantauan hingga 2011.

Pinjaman ADB, dari sumber daya modal biasa, memiliki jangka waktu 15 tahun, termasuk masa tenggang tiga tahun, dengan bunga ditentukan sesuai dengan LIBOR ADB berbasis fasilitas pinjaman.(*)

Pewarta: mansy
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009