"Sesuai surat izin aksi unjuk rasa yang kami terima, mereka menuntut kompensasi kepada operator Blok Cepu," kata Kapolsek Gayam, Iptu Subarata, Selasa.
Di dalam surat izin tersebut disebutkan, unjuk rasa itu diikuti seribuan warga dari Desa Gayam dan Ringgintunggal, Kecamatan Ngasem, yang lokasinya berada di sekitar EPF minyak Blok Cepu.
Menurut Subarata, pengamanan aksi unjuk rasa tersebut, dilakukan dengan meminta bantuan personil dari Kepolisian Resor (Polres) Bojonegoro. "Kami sudah mengordinasikan adanya aksi unjuk rasa ini ke Polres, sekaligus meminta tambahan personil pengamanan," katanya.
Dihubungi terpisah, koordinator aksi unjuk rasa, Supolo menyatakan, aksi unjuk rasa yang dilakukan ini, tetap dengan tuntutan yang sama, yakni meminta kompensasi atas munculnya bau tidak sedap yang ditimbulkan dari lokasi EPF.
Pada kejadian awal Oktober lalu itu, sejumlah warga yang pemukimannya berada di sekitar EPF, diduga mengalami keracunan gas dengan gejala, pusing, mual dan muntah-muntah.
"Selama kompensasi kepada warga yang menjadi korban tidak diberikan, kami tetap akan menggelar aksi unjuk rasa," katanya dengan nada mantap.
Sementara itu, Eksternal Relations Manager Mobil Cepu Limited (MCL), Deddy Afidick, menyatakan, pihaknya tidak mungkin bisa memenuhi tuntutan warga yang menggelar aksi unjuk rasa, tanpa alasan yang jelas. "Kami tetap menghargai aksi unjuk rasa yang digelar warga," katanya.(*)
Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009
