Bantaeng, Sulsel (ANTARA News) - Seorang penderita celah bibir (bibir sumbing) asal Kota Makassar ikut menyerobot dalam pelayanan operasi gratis yang dilakukan tim dokter dari Jepang (Japan Cleft Foundation) di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Tim tersebut bekerjasama dengan tim dari Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Langit-langit (YPPCBL) Universitas Pajajaran, Bandung serta Celebes Cleft Center Universitas Hasanuddin, Makassar dan RSUD Prof Anwar Makkatutu Bantaeng.

"Saya baca di surat kabar dan kebetulan ada acara keluarga di Jeneponto jadi sekalian saya antar anakku kodong ke sini," tutur Zainuddin, ayah penderita tersebut menjawab wartawan yang menyaksikan operasi celah bibir di RSUD Prof Anwar Makkatutu, Rabu.

"Anakku itu sudah kelas lima SD. Umurnya 11 tahun. Dia menderita kelainan pada bibir sejak lahir. Makanya saya bawa ke sini agar dapat diobati karena saya juga tidak punya uang," tandasnya dalam dialeg Makassar yang kental.

Setelah dilakukan pemeriksaan terpadu (screening), tim dokter akhirnya bersedia menangani kasus anak tersebut. Ia kemudian di bawa ke ruang operasi setelah diperiksa ahli anastesi yang sudah disiapkan.

Bakti sosial khusus kepada penderita celah bibir yang berlangsung sejak Senin (16/11) dan hari ini berakhir (18/11). Dr Hikmawati dari RS Prof Anwar Makkatutu yang mendampingi tim mengatakan, pada hari terakhir ini diharapkan tidak terlalu banyak pasien, tetapi ternyata hingga siang sudah berjumlah 15 pasien.

Hikmawati pada operasi hari terakhir yang disaksikan Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah tersebut mengatakan, dari 15 pasien yang diperiksa, dua orang dinyatakan tidak memenuhi syarat karena menderita kelainan pernafasan (Ispa) dan pilek.

Selain itu, ada juga penderita yang belum cukup umur. Orang tua para penderita tersebut sudah meminta kebijakan, namun tim dokter tidak mau mengambil risiko.

"Setelah kami memberikan pengertian, akhirnya mereka bisa mengerti sebab penanganan penderita bibir sumbing ini bukan yang terakhir," jelas Hikmawati.

Tim terpadu dari Jepang, Unpad dan Unhas sudah menjadikan Kabupaten Bantaeng sebagai pusat penanganan penderita celah bibir di selatan Sulsel, urainya. Karena itu, bakti sosial semacam ini akan terus dilakukan.

Menjawab pertanyaan, ia mengatakan, hingga hari terakhir, sudah 26 penderita anak-anak, sisanya orang dewasa dari total penanganan yang mencapai 43 orang pasien di daerah ini, tambahnya.(*)

Pewarta: mansy
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009