Jeddah (ANTARA News) - Sebanyak 3.570 jemaah calon haji reguler Indonesia kloter terakhir dijadwalkan berangkat dari empat bandara embarkasi di Indonesia menuju bandara debarkasi (kedatangan) King Abdul Aziz (KAA) Jeddah, Arab Saudi, Sabtu.

Data dari Teknis Urusan Haji (TUH) mengungkapkan, Sabtu, satu kloter dengan 358 calhaj diberangkatkan dari Bandara Adi Sumarmo Solo, enam kloter dari Bandara Soekarno-Hatta membawa 2.161 calon haji wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, satu kloter dari Bandara Hasannudin Makassar dengan 360 penumpang dan dua kloter dari Bandara Juanda Surabaya dengan 691 penumpang.

Jemaah calon haji Indonesia seluruhnya ada 192.000 orang yang dam dari 11 bandara embarkasi di Indonesia dalam 475 kloter sejak 23 Oktober 2009.

Gelombang pertama (251 kloter dengan sekitar 101.500 calhaj), baik yang mendarat di Bandara KAA Jeddah maupun Bandara Malik Muhammad Abdul Aziz Madinah berkumpul di Madinah untuk melakukan Arbain (shalat 40 waktu di Masjid Nabawi sambil menanti ritual haji. Selanjutnya, di Mekah dan Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina).

Gelombang 2 (223 kloter dengan 90.500 calhaj) yang diberangkatkan sejak 7 November lalu menuju Bandara KAA Jeddah, langsung diberangkatkan ke Mekah melalui jalan darat (sekitar tujuh jam) menuju Mekah.

Di Mekah, mereka melakukan ibadah di Masjidil Haram atau Umrah yakni Tawaf (mengitari Ka`bah tujuh kali), Sa`i (jalan dan lari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah), diakhiri dengan mencukur rambut menandai rampungnya ritual Umrah (Tahallul).

Calon haji Gelombang 2 baru akan melakukan Arbain di Madinah setelah usai mengikuti acara puncak, yakni Wukuf yang merupakan salah satu rukun haji (harus dikerjakan, jika tidak hajinya tidak sah) dilanjutkan dengan melontar jumrah di Mina.

Jemaah akan melaksanakan rangkaian acara puncak ibadah haji yakni Wukuf (merenung diri di Padang Arafah) pada 9 ZUlhijah (26 November), dilanjutkan dengan
melontar jumrah di Mina, mulai l0 Zulhijah (saat Idhul Adha 1430H, Jumat 27 November) dilanjutkan sampai tiga hari setelah itu.

Selain haji reguler program Biaya Pelaksanaan Ibadah Haji (BPIH-dulu ONH), masih ada sekitar 17.000 calon haji nonreguler (nonBPIH, dulu ONH Plus) yang diurus oleh biro-biro perjalanan swasta.

Ada pula ratusan calon haji di luar jatah yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi (nonkuota) yang diberangkatkan oleh biro-biro perjalanan tanpa koordinasi dengan
departemen agama.

Calon haji nonkuota menggunakan fasilitas "calling visa" yang dimanfaatkan oleh biro-biro swasta melalui lobi-lobi dengan pihak tertentu di kementerian haji Arab Saudi atau Kedubes Arab Saudi di Indonesia.

81 meninggal

Sampai hari ini tercatat 81 calon haji yang meninggal dunia di tanah suci, sebagian besar akibat gagal jantung (cardiac arrest) atau penyakit yang berhubungan dengan fungsi jantung, selebihnya antara lain akibat gangguan pernafasan (respiratory failure), infeksi (sepsis) dan penyakit lainnya akibat usia lanjut.

Dua meninggal akibat kecelakaan lalu-lintas dan seorang terjatuh dari lantai enam di pemondokannya di Mekah, sementara Iyet Suryati, calon haji asal Sukabumi melahirkan bayi dengan selamat.

Tiga calon haji tertangkap alat pemindai suhu tubuh di bandara debarkasi karena demam, namun setelah diobservasi di rumah sakit setempat, mereka dinyatakan bebas flu babi (H1Ni1) sehingga dapat meneruskan prosesi ibadah haji.

Sekitar 150 calon haji dirawat di berbagai pusat kesehatan yang dikelola Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) dan di rumah sakit-rumah sakit rujukan setempat.

Sekitar 80-an calhaj akan disafariwukufkan (mengikuti Wukuf dengan ambulan atau kendaraan yang disediakan untuk jemaah yang sakit), namun jumlah pastinya belum bisa dikonfirmasi, karena ada yang kemungkinan sembuh atau sebaliknya jatuh sakit menjelang saat berwukuf. (*)

Pewarta: handr
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009