Ambon (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan gelar tertinggi adat Maluku "Upu Latu Rat Maran Siwa Lima" yang berarti "bapak tuan raja bangsawan besar".

Penganugerahan gelar tersebut dilakukan dalam sebuah prosesi adat di Gedung Balieu Siwa Lima, Ambon, Selasa malam, yang dibuka oleh Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu sebagai Ketua Adat Maluku.

Pemberian gelar kehormatan tertinggi tersebut berdasarkan keputusan sidang majelis adat Maluku atas beberapa pertimbangan, di antaranya karena kepedulian Presiden Yudhoyono terhadap masyarakat Maluku melalui upayanya untuk kembali mendamaikan bumi Maluku setelah mengalami konflik sosial pada kurun 1999-2004.

Menurut Gubernur Maluku, gelar adat tertinggi yang dianugerahkan kepada Presiden Yudhoyono itu adalah perpaduan adat istiadat antara Kabupaten Maluku Tengah dan Maluku Tenggara,

"Artinya raja besar atau bapak besar," ujar Karel.

Ia mengatakan atas penganugerahan gelar tersebut maka Presiden Yudhoyono telah menjadi bagian dari masyarakat Maluku.

Presiden Yudhoyono dalam acara penganugerahan gelar adat tertinggi itu memulai dengan prosesi pengambilan sirih dan pinang sebagai simbol yang kemudian dikunyah-kunyah olehnya.

Setelah itu, Presiden dipakaikan jubah kebesaran lengkap dengan ikat pinggang dan kain bahu, serta mahkota kebesaran dan tongkat perintah.

Dengan mengenakan aksesori kehormatan tersebut, Presiden kemudian berpidato menyampaikan terima kasih dan penghargaannya atas penganugerahan gelar adat tertinggi dari majelis adat Maluku.

Atas penganugerahan gelar tersebut, Presiden mengatakan ia tidak ingin banyak berjanji kepada masyarakat Maluku. (*)

Pewarta: handr
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009