Bogor (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri membantah bahwa pergantian Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Pol Susno Duadji atas permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Gak ada. Gak ada. Itu mutasi biasa," kata Kapolri usai memberikan pengarahan kepada 519 kepala satuan wilayah dan lembaga pendidikan di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Mabes Polri pada Selasa (24/11) malam mengumumkan pergantian Susno yang digantikan oleh Irjen Pol Ito Sumardi yang sebelumnya sebagai Koordinator Staf Ahli Kapolri.

Pergantian itu diduga dilakukan karena tekanan masyarakat dan tokoh nasional yang meminta Susno diganti karena punya andil besar untuk memidanakan dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nonaktif Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah.

Susno juga diduga ikut membantu pencairan nasabah besar Bank Century atas nama Budi Sampurno.

Kapolri mengakui bahwa hingga kini Susno masih belum mendapatkan jabatan apapun atau nonjob dengan status sebagai perwira tinggi (Pati) Mabes Polri biasa.

"Itu tidak masalah karena memang belum ada polisi berikutnya yang akan diberikan. Karena itulah, ya jadi Pati Mabes dulu karena job bintang tiga kan tidak gampang," ujarnya.

Sementara itu, Ito mengaku belum memiliki agenda khusus sebagai orang nomor satu di jajaran reserse.

"Saya masih harus belajar dulu. Saya juga harus mencari tahu dulu dari pejabat lama," katanya.

Selain mengganti Kabareskrim, Polri juga mengganti 25 perwira menengah dan tinggi lainnya.

Mutasi yang tidak kalah menarik selain pergantian Susno adalah naiknya Kombes Pol Tito Karnavian sebagai Kepala Detasemen Khusus 88 Anti Teror Bareskrim menggantikan Brigjen Pol Saud Usman Nasution.

Tito yang memiliki gelar akademik doktor dikenal sebagai orang dibalik sukses Polri memberantas dan membongkar terorisme.

Dia pernah naik pangkat luas biasa setelah timnya menembak mati Dr Azahari, WN Malaysia yang menjadi buronan kasus terorisme di Indonesia.

Tito juga berperan membongkar pelaku peledakan Hotel Marriott dan Ritz-Carlton.(*)

Pewarta: luki
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009