Paris (ANTARA News) - Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi Internasional (OECD) akan meninggalkan kesan elite karena hanya beranggotakan negara-negara kaya, kata Menejer Komunikasi Visual OECD John Tarver di Paris, Kamis.

John Tarver mengatakan hal itu saat berdiskusi dengan beberapa wartawan dari negara-negara berkembang termasuk Afrika Selatan, Brazil, Indonesia, China dan India yang melihat OECD sebagai organisasi elite yang terdiri atas negara maju seperti Kanada, Australia, Jepang dan AS.

Tarver menepis pandangan itu karena organisasi yang memiliki 30 anggota yang kebanyakan negara maju itu juga memiliki anggota negara-negara berkembang seperti Meksiko dan Turki.

"Turki dan Meksiko juga bergabung dalam satu wadah, karena itu tak benar jika yang bergabung hanya negara maju," katanya.

Menurut Tarver, OECD sering mengundang negara berkembang untuk mendiskusikan berbagai kegiatan seperti dialog membahas berbagai isu terakhir yang berkaitan dengan perkembangan ekonomi global seperti lingkungan hidup, pendidikan, pengangguran, kesehatan dan transportasi.

Selain itu, negara-negara berkembang juga diundang sebagai pengamat dalam pertemuan resmi OECD.

Tarver menambahkan, wadah ini terbuka bagi Negara-negara berkembang yang ingin bergabung, namun OECD tidak dapat memberi kriteria dan persyaratan yang pasti keanggotaan OECD.

Wartawan negara-negara berkembang berada di Paris dari 22-28 November 2009 dalam rangka Program Persahabatan OECD yang berharap mendapat masukan tentang perkembangan-perkembangan di negara masing-masing termasuk soal korupsi, pendidikan dan kesehatan.

Tarver berharap wartawan membantu OECD memperbaiki citra organisasi yang selama ini dipandang sebagai kelompok elite yang hanya terdiri atas Negara-negara kaya.

OECD memiliki misi mengajak seluruh pemerintahan seluruh dunia untuk menguatkan komitmen globalnya, diantarany pada demokrasi dan pasar ekonomi yang berfokus pada pertumbuhan berkelanjutan. (*)

Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009