New York (ANTARA News) - Krisis utang Dubai mengguncang pasar-pasar dunia lagi pada Jumat, karena kekhawatiran default (gagal) utang memicu kekhawatiran bahwa pemulihan dari resesi global dapat terhambat.

"Dubai pada Rabu malam meminta untuk menunda pembayaran utang yang mengguncang pasar di seluruh dunia dan mengangkat kekhawatiran bahwa default mungkin menghambat pemulihan global," kata Scott Marcouiller dari Wells Fargo Advisors.

Di Wall Street, Dow Jones Industrial Average turun 154,48 poin (1,48 persen) menjadi 10.309,92 karena pasar dibuka kembali dari hari libur Thanksgiving, Kamis.

Semua 30 komponen Dow berakhir dengan merah; indeks blue-chip telah ditutup Rabu di tingkat tertinggi sejak Oktober 2008.

"Berita telah menggetarkan pasar dunia sejak Rabu malam, dan ekuitas AS menjadi korban penyebaran pertama yang panik pagi ini," kata Elizabeth Harrow dari Schaeffer`s Investment Research.

Indeks komposit teknologi Nasdaq merosot 37,61 poin (1,73 persen) menjadi 2.138,44 dan pasar yang luas indeks Standard & Poor`s 500 mundur 19,14 poin (1,72 persen) ke 1.091,49.

Dow dibuka turun tajam, terkupas lebih dari 200 poin karena investor mencerna berita bahwa Dubai World, konglomerat utama pembawa bendera negara kota, mencari moratorium enam bulan pembayaran kembali dari 59 miliar dolar dalam utangnya.

"Dubai World, secara de facto adalah fund (dana) pengelolaa kekayaan negara gurun tersebut, secara substansial telah gagal pada sebagian besar dari utangnya," kata Douglas McIntyre dari 24/7 WallSt.com.

Pengumuman "ini memicu kekhawatiran tentang kesehatan keuangan pasar negara berkembang dan dampaknya pada eksposur negara-negara maju terhadap utang Dubai, yang melonjak karena kawasan ini telah mengalami boom pembangunan besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir," analis Charles Schwab & Co mengatakan dalam sebuah catatan kliennya.

Granat Dubai mengguncang pasar Asia untuk hari kedua, dengan Hong Kong merosot hampir lima persen pada penutupan. Tokyo terjun 3,22 persen, juga tertekan oleh yen yang menguat terhadap dolar yang dapat menyakitkan eksportir Jepang.

Pasar Eropa berbalik naik (rebound) dari penurunan tajam. Indeks FTSE 100 London ditutup 0,99 persen lebih tinggi pada 5.245,73 poin setelah kehilangan lebih dari tiga persen pada Kamis bersama dengan Frankfurt dan Paris.

Indeks DAX Frankfurt naik 1,27 persen menjadi 5.685,61 poin dan di Paris indeks CAC 40 naik 1,15 persen pada 3.721,45.

Dolar terpukul ke terendah selama 14 tahun terhadap yen tetapi menguat lebih luas terhadap mata uang lainnya di tengah pelarian dari risiko.

Volume Wall Street ringan karena banyak pedagang tidak hadir untuk liburan di singkat sesi yang ditutup pada pukul 1:00 (1800 GMT). Tidak ada laporan ekonomi yang dirilis.

Dua bank asing dengan eksposur yang paling berat ke Dubai -- HSBC dan Standard Chartered -- memperlihatkan saham mereka jatuh tajam di Hong Kong sebelum pulih di London.

HSBC ditutup 0,10 persen lebih tinggi dan Standard Chartered naik 0,40 persen.

Sebelumnya di Hong Kong HSBC turun 7,6 persen dan Standard Chartered turun 8,6 persen. Di Wall Street, indeks S&P perbankan turun 2,57 persen.

Citigroup turun 2,64 persen menjadi 4,06 dolar. Citi dilaporkan bank AS paling terkena Uni Emirat Arab, sebuah federasi dari Abu Dhabi, Dubai dan lima negara kota lain.

Bank of America turun 3,01 persen menjadi 15,47 dolar, JPMorgan Chase meluncur 1,97 persen menjadi 41,33 dolar dan Goldman Sachs jatuh 2,82 persen menjadi 164,16 dolar.

Exane analis di BNP Paribas mengatakan bahwa "sejauh ini situasi di Dubai tampak berisi, tetapi kenaikan hasil obligasi pemerintah akibat tingginya premi risiko mengakibatkan melambungnya defisit anggaran yang merupakan salah satu risiko utama untuk 2010".(*)

Pewarta: mansy
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009