Jakarta,(ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, optimis target baru perdagangan antara Indonesia dan China sebesar 50 miliar dolar AS untuk lima tahun kedepan akan dapat dicapai.

Sedangkan target nilai perdagangan antara kedua negara itu sebesar 30 miliar dolar sudah tercapai pada tahun 2008 lebih cepat dua tahun dari perkiraan 2010.

Optimisme itu disampaikan Presidenketika menerima anggota biro politik Komite Pusat Partai Komunis China (CPC), Liu Qi, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa.

Pada pertemuan berlangsung sekitar satu jam itu Liu Qi didampingi antara lain oleh Wakil Menteri Departemen Internasional CPC, Li Jinjun, dan Duta Besar China untuk Indonesia, Zhang Qiyue.

Sedangkan Presiden Yudhoyono didampingi oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, serta tiga fungsionaris Partai Demokrat, yaitu Ketua Hubungan Luar Negeri DPP Partai Demokrat Sumantoro Rajiman, Sekretaris Departemen Luar Negeri DPP Partai Demokrat Hutomo Agus Subekti, dan Ketua Departemen Politik Luar Negeri DPP Partai Demokrat M Sohirin.

Usai pertemuan, Juru bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal mengatakan Presiden yakin dengan usaha sungguh-sunggguh dan dukungan pemerintah kedua negara serta kerjasama sektor swasta, target nilai perdagangan 50 miliar dolar AS selama lima tahun ke depan dapat tercapai.

"Target 30 miliar dolar AS pada 2010, sudah tercapai pada 2008, dua tahun lebih awal. Ini mencerminkan dinamika luar biasa dari hubungan dagang dan investasi dari kedua negara," ujarnya.

Ekonomi Indonesia dan China, menurut Dino, diperkirakan akan terus berkembang di masa depan sehingga target baru nilai perdagangan antara kedua negara dapat ditingkatkan.

"Target baru 50 miliar dolar AS diyakini bisa tercapai karena pertumbuhan ekonomi Indonesia terus melaju, sedangkan China tahun ini diperkirakan bisa tumbuh sampai 8,5 persen. Karena itu Presiden yakin dengan usaha sungguh dan dukungan pemerintah bekerjasama dengan sektor swasta angka 50 miliar dolar AS dapat tercapai," tuturnya.

Namun, Dino menjelaskan, pada pertemuan itu Presiden dan Liu Qi tidak membicarakan detil sektor perdagangan atau investasi apa yang akan ditingkatkan kedua negara untuk mencapai target baru tersebut.

"Tentunya itu diserahkan kepada Menteri Perdagangan dan Kadin kedua negara," ujarnya.

Pada pertemuan tersebut, Presiden Yudhoyono menyatakan kepuasannya atas kemajuan yang dicapai kedua negara dalam berbagai bidang kemitraan strategis.

Presiden menyatakan kemitraan strategis dengan China adalah salah satu pilar penting untuk stabilias kawasan Asia Pasifik.

Menurut Dino, dalam pertemuan itu Liu Qi menyampaikan keinginan Partai Komunis China sebagai partai besar yang berkuasa di negeri itu untuk menjalin kerjasama erat dengan partai politik di Indonesia.

Pada 2010, Dino mengatakan, untuk memperingati 60 tahun hubungan diplomatik antara China dan Indonesia, Partai Komunis China mengundang partai politik di Indonesia untuk menghadiri seminar.

Meski pada pertemuan tersebut Presiden Yudhoyono hanya didampingi perwakilan dari Partai Demokrat, Dino mengatakan, Partai Komunis China menegaskan keinginannya untuk menjalin hubungan erat dengan semua partai politik yang ada di Indonesia.

"Memang kebetulan tadi Partai Komunis China telah bertemu dengan Partai Demokrat, mungkin ini ada hubungannya karena Partai Demokrat adalah partai terbesar di Indonesia dan Partai Komunis China adalah `rulling party`, ada keterkaitan sama-sama partai terbesar di negeri masing-masing. Tapi tadi jelas dikatakan oleh Liu Qi, ia ingin kerjasama dengan semua partai politik di Indonesia," demikian Dino.(*)

Pewarta: handr
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2009