Jakarta (ANTARA News) - Ketua KPK Antasari Azhar mengatakan penyelidikan terhadap rekening liar yang ada di sejumlah departemen dan lembaga negara akan dimulai pada pekan depan.

"Terkait dengan rekening liar, saya sudah bentuk namanya tim liar supaya gampang mengingat saja. Minggu depan baru bergerak," kata Antasari di Kantor Presiden Jakarta, Jumat.

Menurut Antasari, tim yang dipimpin Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja ini sudah melakukan koordinasi dan konsolidasi untuk segera memulai penyelidikan.

"Mereka sudah selesai dengan rencana penyelidikan dan selanjutnya ke depan mereka mengarahkan tim penyelidikan itu menjadi beberapa kelompok. Ada kelompok yang terkait dengan departemen yang ada, rekening-rekening yang kita duga ada rekening liar," katanya.

Dikatakan Antasari, tim Liar itu akan terus melakukan koordinasi dengan beberapa pihak seperti Depkeu, Bank Indonesia dan PPATK.

Dalam penyelidikan itu, tim akan masuk ke semua departemen dan lembaga negara yang diduga memiliki rekening liar.

"Semua modusnya sama karena yang ingin kita ketahui segera adalah sumber dana yang masuk ke rekening itu, lalu latar belakang pembukaan rekening itu, dan yang bertanggungjawab tentunya. Juga siapa yang menyimpan rekening itu dan penggunaan dana rekening itu," katanya.

Dalam proses penyelidikan, lanjutnya, tim liar tetap akan mengedepankan azas praduga tak bersalah, sehingga bila rekening itu tidak bermasalah hanya karena administrasinya tidak baik maka akan dikembalikan ke masalah administrasi.

"Tetapi ternyata kalau sumbernya jelas, masuk rekening itu, penggunaan tidak jelas itu masuk tindakan," katanya.

Antasari juga mengharapkan semua departemen dan lembaga negara bersikap kooperatif dalam penyelidikan ini.

Sebelumnya, Departemen Keuangan melansir temuan rekening yang tidak dilaporkan atau liar versi audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2006. Jumlah rekening tersebut sebanyak 2.396 rekening senilai Rp2,7 triliun. Sedangkan total rekening liar sejak 2004, yang ditemukan sebanyak 5.591 rekening senilai Rp20 trilun.

Rekening yang ditemukan dalam LKPP 2006 itu terdiri dari rekening giro di 2.141 rekening pada bank umum senilai Rp2,5 triliun dan dalam bentuk deposito sebanyak 260 rekening senilai Rp144,316,88 miliar. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009