Ia berdiri di tanah lapang, terpisah sekira 15 meter dari para pekerja yang beraktivitas pada siang itu sekitar Pukul 14.00 Wita, di kompleks SMPN 6 Satu Atap, Desa Oebesi, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Panas matahari yang tarasa masih menyengat kulit seakan tak dipedulikannya. Ia bertahan menyaksikan para pekerja yang sibuk mendirikan beberapa ruangan yang tampak sudah berbentuk. Sesekali senyumannya berubah jadi tawa kecil mengikuti para pekerja itu.
“Saya lagi menonton bapak-bapak tentara membangun sekolah kami,” ujar Fredik Bonat dalam perbincangan ketika disambangi siang itu.
Laki-laki berusia 12 tahun itu adalah salah satu siswa Kelas VII di SMPN 6 Satu Atap yang terletak di pelosok daerah selatan Pulau Timor yang berjarak sekitar 35 kilometer dari Oelamasi, ibu kota Kabupaten Kupang.
Sekolah Menengah Pertama yang mulai beroperasi sejak 2017 lalu dengan bangunan darurat berbahan kayu dan daun itu tak lama lagi akan berubah wajah.
Deretan ruangan baru berdinding tembok, beratap semen dan berlantai keramik sedang dibangun para personel TNI dari Komando Distrik Militer (KODIM) 1604/Kupang melalui Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).
Fredik, panggilan akrab Fredik Bonat, mengaku tak sabar ingin menikmati rasanya belajar di ruangan kelas baru. Ia tak ingin menghabiskan pendidikan menengahnya dengan belajar dalam ruangan berdinding bebak (pelepah pohon gewang), beratapkan daun pohon gewang, dan berlantai tanah.
“Kalau di ruangan kelas lama itu kami setengah mati belajar, apalagi kalau hujan, kami semua harus pindah ke ruangan SD di sebelah,” katanya sambil menunjuk ke arah bangunan sekolah darurat yang tak jauh dari ruangan baru yang sedang dibangun.
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2020/07/30/TMMD-2.jpg)
Tak hanya itu, bangunan sekolah darurat juga tidak dilengkapi sarana tolilet yang layak menjadi kesulitas tersendiri bagi warga sekolah.
“Kalau kami mau buang air besar itu harus jalan kaki kembali ke rumah, setelah itu baru datang lagi untuk ikut pelajaran,” ujarnya.
Namun, Fredik tak larut dengan cerita masa sulit itu. Pandangannya segera beralih ke bangunan sekolah baru itu seolah ingin mengatakan bahwa pengalaman kelam itu segera berlalu.
“Saya sangat senang tidak lama lagi kami semua belajar di ruangan kelas baru ini,” ujarnya di akhir perbincangan.
Bangun sekolah dan rumah ibadah
Ketika dibuka secara resmi oleh Bupati Kupang Korinus Maseno pada 30 Juni 2020, pelaksanaan Prorgam TMMD ke-108 T.A. 2020 di Desa Oebesi pun langsung tancap gas.
Satu per satu bangunan fasilitas penting untuk menunjang kebutuhan masyarakat Desa Oebesi dibangun melalui kolaborasi TNI dengan masyarakat setempat.
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2020/07/30/TMMD-3.jpg)
Pembangunan Rumah Pastori Gereja Imanuel hingga renovasi Gereja Pentakosta dikerjakan dengan semangat gotong royong para prajurit TNI dan warga.
“Progres pembangunan fisik berjalan cukup cepat karena dukungan semangat gotong royong dan antusiasme yang tinggi dari masyarakat,” ujar Komandan KODIM 1604/Kupang, Letkol Inf Jimmy Rihi Tugu.
Meskipun kegiatan pembangunan di tengah kondisi pandemi virus Corona jenis baru atau COVID-19, namun bukan menjadi penghambat
Jimmy yang juga selaku Komandan Satuan Tugas TMMD itu mengatakan pembangunan dikerjakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan COVID-19.
Berbagai elemen seperti pemerintah daerah maupun personel Polri setempat yang turut mendukung pelaksanaan TMMD kali ini yang mengusung tema “TMMD Pengbadian Untuk Negeri” itu.
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2020/07/30/TMMD-4.jpg)
Di sisi lain, sasaran kegiatan lain berupa non-fisik seperti sosialisasi kesadaran hukum, keamanan dan ketertiban masyarakat, serta penyuluhan kesehatan terkait COVID-19, juga diharapkannya dapat meningkatkan wawasan dan kesadaran masyarakat setempat.
Bekerja ala tentara
Anus Neno, salah seorang warga Desa Oebesi yang terlibat langsung dalam pembangunan SMPN 6 Satu Atap tampak menggeleng-gelengkan dalam perbincangan saat ditemui ketika sedang beristirahat sejenak.
Ekspresi itu rupanya bukan untuk menunjukkan ketidakpuasan, namun menggambarkan rasa kagumnya ketika bekerja ala tentara membangun sekolah tersebut.
“Luar biasa, kami bekerja dengan sangat cepat. Lihat itu, hanya sekitar dua minggu saja bangunan satu sekolah hampir habis,” katanya menunjuk ke arah bangunan sekolah yang sedang dibangun.
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2020/07/30/TMMD-5_1.jpg)
Meski bekerja cepat, Anus Neno bersama warga lain tetap menikmati pekerjaan karena di saat bersamaan merek menjalin hubungan keakraban dan persaudaraan dengan para personil TNI.
“Kadang-kadang kami istirahat sejenak dan saling bercanda lalu lanjut bekerja lagi, kalau capek diganti yang lain, sehingga kami warga juga lebih betah bekerja bersama bapak-bapak tentara ini,” katanya.
Warga yang terlibat dalam pembangunan fisik ini dalam beberapa kelompok seperti pada sasaran bangunan sekolah yang melibatkan empat kelompok warga, masing-masing sekitar 20-25 orang.
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2020/07/30/TMMD-6.jpg)
“Kami juga selalu mendampingi warga agar mereka bekerja tepat waktu dalam bekerja mulai dari masuk jam 8 pagi hingga selesai sekitar jam 4 sore,” katanya.
Setiap hari, masing-masing anggota kelompok diwajibkan mengisi daftar hadir saat hendak memulai dan mengakhiri pekerjaan. Pola kerja seperti ini sekaligus mengajarkan warga untuk disiplin dan bertanggung jawab dalam menuntaskan sebuah pekerjaan, katanya.
Nikson Banfati berharap fasilitas yang dibangun semangat yang tinggi ini selanjutnya dapat dirawat sebaik mungkin oleh warga sehingga bisa dimanfaatkan dalam waktu yang lama.
TMMD menjadi berkat
Ketika disambangi secara terpisah,Kepala Desa Oebesi, Zem Runiesi beberapa kali mengutarakan rasa syukurnya atas kehadiran Program TMMD di desa setempat.
Ia bahkan tak menyangka, desa yang dipimpinnya terpilih jadi sasaran program dari sekian banyak desa lain di daerah pelosok yang juga masih membutuhkan sentuhan pembangunan.
"Kami sangat gembira sehingga selama pelaksanaan kegiatan pembangunan ini warga saya sangat antusias untuk terlibat. TMMD ini adalah berkat bagi Desa Oebesi," katanya.
Ia mengakui, fasilitas umum yang dibangun sebenarnya tidak mampu dibangun pemerintah dan masyaraka desa dalam waktu singkat namun lewat TMMD, dikerjakan hanya dalam waktu satu bulan.
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2020/07/30/TMMD-7.jpg)
"Anak-anak kami akhirnya belajar dengan tenang di sekolah baru, tidak lagi seperti sebelumnya yang selalu kesulitan apalagi saat musim hujan," katanya.
Bagi Zem Runesi, kehadiran Program TMMD ini telah membawa optimisme baru bagi masyrakatnya untuk terus berjuang membangun desa agar keluar dari ketertinggalan.
Senada dengan itu, Pendeta Jehiskial Beis selaku pemimpin jemaat Gereja Pentakosta yang menjadi salah satu sasaran program TMMD, mengatakan, kehadiran program ini adalah berkat terindah.
Sudah sekitar empat tahun terakhir ia bersama jemaatnya berdoa dan berharap agar plafon dan selasar Gereja Pentakosata yang didirikan sejak 2011 lalu itu bisa diperbaiki. Mereka sudah berupaya membangun secara mandiri, namun kondisi ekonomi jemaat yang belum memungkinkan.
"Tetapi dengan kemurahan Tuhan, kami sangat tindak menyangkah akhirnya berkat Tuhan datang untuk kami lewat bapak-bapak TNI," katanya.
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2020/07/30/TMMD-8.jpg)
Ungkapan kegembiraan serupa disampaikan Pendeta Nenoharan Lomi Ga di Gereja Imanuel saat menanggapi pembangunan rumah pastori baru lewat program TMMD.
"Kami sangat bersyukur bahwa pergumulan kami untuk memiliki rumah pastori baru akhirnya terjawab," katanya.
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2020/07/30/TMMD-9.jpg)
Bangunan rumah pastori yang telah berubah total dari sebelumnya berupa semi-permanen tentu membuat pendeta lebih berkonsentrasi dalam memberikan pelayanan terhadap jemaat, ujarnya di akhir perbincangan.
Berkunjung dan menyaksikan pelaksanaan Program TMMD di Desa Oebesi menunjukkan bukti nyata para prajurit TNI dalam membangun NKRI hingga ke pelosok negeri.
Kini, pemerintah desa, tokoh agama, dan masyarakat Oebesi bisa tersenyum dengan optimisme baru untuk terus membangun desa di pelosok negeri itu.
Baca juga: Program TNI Masuk Desa di Yogya akan diperluas ke fasilitas publik
Baca juga: Bupati Bangka apresiasi TMMD ke-107 di Desa Deniang
Baca juga: Dandim 0419/Tanjung Jabung antarkan sembako dari pintu ke pintu
Baca juga: Andika Perkasa tutup TMMD ke-106 di Tabanan
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2020