Jakarta (ANTARA News) - Setelah evaluasi kinerja perekenomian 2009 dan membahas propek ekonomi ke depan, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan mempertahankan BI Rate pada level 6,5 persen atau bertahan sejak Agustus 2009 lalu, demikian Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Dyah NK. Makhijani, di Jakarta, Kamis.

Dewan Gubernur memandang bahwa pelonggaran kebijakan moneter melalui penurunan suku bunga BI Rate sebesar 300 basis poin telah cukup kondusif bagi proses pemulihan perekonomian dan intermediasi perbankan.

Dewan Gubernur melihat BI Rate sebesar itu konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi 2010 sebesar 5 persen plus minus 1 persen dan memandang perekonomian Indonesia 2009 menunjukkan daya tahan yang cukup kuat dalam merespon krisis ekonomi global.

Pelonggaran moneter dan stimulus fiskal untuk mendorong perekonomian domestik telah memperkuat keyakinan konsumen sehingga konsumsi rumah tangga masih dapat tumbuh tinggi pada 2009.

Bank Indonesia berkeyakinan, daya tahan perekonomian domestik ini seiring dengan pulihnya perekonomian dunia dan menguatnya keyakinan pelaku ekonomi sehingga menjadi landasan kuat bagi upaya mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan.

BI memperkirakan tahun ini perekonomian Indonesia tumbuh 4,3 persen, pada 2010 mencapai kisaran 5,0 - 5,5 persen, sedangkan pada 2011 menjadi 6,0 - 6,5 persen.

Pertumbuhan yang lebih tinggi ini juga terjadi karena semakin kondusifnya pasar keuangan dan perbankan, disertai oleh terjaganya fundamental domestik.

Di sisi harga, perekonomian Indonesia pada 2009 ditandai oleh tekanan inflasi yang rendah. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2009 tercatat mengalami deflasi 0,03 persen bulan ke bulan atau secara tahunan tercatat sebesar 2,41 persen.

Inflasi 2009 diprediksi berpotensi lebih rendah dari sasaran inflasi BI 4,5 plus minus 1 persen, sementara pada 2010 dan 2011 dapat dikendalikan pada kisaran 5 persen plus minus 1 persen.

Di sektor keuangan, respon perbankan terhadap pelonggaran kebijakan moneter mengalami perbaikan, meski penurunan suku bunga kredit tidak seperti yang diharapkan.

Pertumbuhan kredit masih terbatas pada 2009, namun pada 2010 diperkirakan tumbuh 15-20 persen, sejalan dengan meningkatnya keyakinan pelaku ekonomi terhadap prospek pertumbuhan ekonomi.

Likuiditas perbankan juga secara agregat masih akan mencukupi untuk kegiatan perbankan dalam pembiayaan perekonomian. Di sisi mikro, industri perbankan dalam kondisi stabil seperti tercermin dari masih tingginya tingkat kecukupan modal CAR sebesar 17,6 persen dan terjaganya NPL gross di bawah 5 persen.

Dewan Gubernur optimistis, kondisi perbankan akan terus terjaga pada 2010 dan diarahkan untuk menjaga inflasi yang rendah dengan tetap memperhatikan percepatan pemulihan ekonomi. (*)

Pewarta: handr
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009