Seoul (ANTARA News/Yonhap-OANA) - Diplomat tinggi Amerika Serikat di Korea Selatan, Kamis, menyusun sasaran yang diupayakan negaranya ketika utusan khususnya melakukan kunjungan ke Korea Utara pekan depan, guna menghidupkan kembali perundingan perlucutan nuklir Semenanjung Korea.

Utusan senior Presiden Barack Obama, Stephen Bosworth, dijadwalkanterbang ke Pyongyang 8 Desember, untuk mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Kang Sok-ju.

Kathleen Stephens, duta besar AS untuk Korea Selatan, mengatakan kepada satu forum di sini, bahwa kunjungan tersebut akan dilakukan dalam konteks perundingan enam negara dengan tujuan, memfasilitasi pelanjutan perundingan enam negara itu.

Perundingan enam negara meliputi Korea Selatan, Korea Utara, Jepang, Rusia, China dan AS.

Kunjungan akan juga difokuskan pada penguatan, penegasan kembali perjanjian enam negara 2005.

Dia menambahkan, perjanjian itu termasuk `komitmen untuk menguji perlucutan nuklir di Semenanjung Korea dalam tujuan untuk perdamaian.`

Perjanjian menyerukan kepada Korea Utara untuk membongkar program nuklirnya, dengan imbalan bantuan ekonomi, pengakuan diplomatik dan pembentukan rezim perdamaian permanen untuk menggantikan gencatan senjata, yang menandai berakhirnya Perang Korea pada 1950-53.

Namun demikian, Stephens berpendapat bahwa masalah pasukan AS di Korea Selatan adalah bagian dari perundingan antara negaranya dan Korea Utara, yang menyebut mereka sebagai ancaman bagi keamanannya dan menyerukan penarikan mundur pasukan AS.

"Kami selalu menjelaskan, bahwa manakala kita berunding mengenai rezim perdamaian, atau perjanjian perdamaian, masalah aliansi AS-Korea Selatan bukan termasuk yang dibahas," katanya.

"Itu adalah komitmen terakhir yang kami miliki, dan bahwa masalah itu tidak dirundingkan."

Sekitar 28.500 tentara AS kini berada di Korea Selatan sebagai penangkis kemungkinan serangan Korea Utara.   Terakhir, Pyongyang dijatuhi sanksi terbaru oleh Dewan Keamanan PBB ketika pihaknya mengadakan uji coba senjata nuklir yang kedua pada Mei tahun ini. (*)

Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009