Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) hingga saat ini belum menemukan portofolio dana milik Dubai World yang dipegang oleh perbankan Indonesia, demikian Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Halim Alamsyah di Jakarta, Jumat.

"Hingga saat ini saya belum terima kabar portofolio Dubai World di Indonesia," katanya.
 
Halim menjelaskan, perekonomian Indonesia tidak terkait langsung dengan gagal bayarnya konsorsium Dubai World ini, sebaliknya negara tetangga Singapurala yang terkena dampaknya.

"Saya dengar Singapura yang tepengaruh, kalau kita tidak terkait langsung," ungkap Halim.

Konsorsium Dubai World mengalami gagal bayar utang-utangnya sehingga meminta penangguhan pembayaran utang pokok (standstill) hingga enam bulan kepada para kreditor mancanegara.

Konsorsium Dubai World sebagai pengelola pembangunan Dubai meminta kreditor untuk bersabar menerima pembayaran utang hingga Mei 2010.

Utang pokok yang harus ditanggung Dubai World senilai 60 miliar dolar AS, bila termasuk bunga, beban yang harus ditanggung grup perusahaan dukungan pemerintah itu menjadi sekitar 80 miliar dolar AS.

Dengan kejadian ini, BI menelusuri besaran surat utang milik Dubai World yang dipegang perbankan sehingga bisa diperhitungkan dampaknya terhadap Indonesia.

BI baru mengumpulkan informasi gagal bayarnya Dubai World, karena belum jelas berapa nilainya.

Halim memperkirakan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura yang akan terpengaruh karena sebagai salah satu peredaran sukuk di dunia. "Dua pertiga peredaran sukuk dunia itu di Kuala Lumpur," kata Halim waktu itu. (*)

Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009