Tikus yang menghadapi tekanan dan kesepian jauh lebih mungkin untuk terserang kanker payudara dibandingkan dengan tikus yang hidup dalam kelompok sosial.

Satu temuan menunjukkan bahwa kesepian dapat memiliki dampak besar pada kesehatan, kata beberapa peneliti Senin (7/12).

Mereka mengatakan, tikus yang dipisahkan dari kelompok sosial tak lama setelah dilahirkan memiliki resiko tiga kali lebih besar untuk terserang tumor payudara dibandingkan dengan tikus yang hidup di dalam kelompok sosial, dan tumor pada tikus yang terkucil lebih mematikan.

"Dugaan utama ialah buruknya penanganan stres," kata Gretchen Hermes, peneliti di Yale University di New Haven, Connecticut, yang memimpin studi tersebut, dalam wawancara telefon dengan Reuters Health.

Hermes mengatakan, banyak kajian telah menunjukkan kesepian memiliki dampak negara pada kesehatan manusia.

"Dampaknya sama atau lebih besar daripada dampak asap rokok, yang meliputi sangat berkurangnya usia hidup," kata Hermes, yang studinya disiarkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Stres telah dikatakan memicu gen penyebab kanker pada manusia. Bermacam kajian terdahulu oleh tim peneliti memperlihatkan bahwa tikus yang cemas dan takut lebih rentan terhadap tumor dan kematian.

Temuan paling akhir itu menunjukkan bahwa stres mengenai keterkucilan sosial mungkin menjadi pemicu bagi kesehatan yang buruk.

Studi tersebut, yang dilakukan melalui kerja sama dengan Martha McClintock dari University of Chicago, mendapati tikus di kedua kelompok itu terserang tumor payudara tapi tumor yang lebih banyak dan lebih besar ditemukan pada tikus yang terkucil.

Tim tersebut juga mendapati bahwa tikus yang terkucil menghasilkan lebih banyak hormon stres, corticosterone, dan mereka menemukan penerima hormon stres pada jaringan payudara.

Hermes percaya hormon stres mungkin secara langsung memberi "makan" tumor payudara.

McClintock, yang mengkaji dampak keterkucilan sosial terhadap kanker payudara, mengatakan temuan itu dapat membantu menjelaskan mengapa banyak perempuan yang tinggi di lingkungan dengan tingkat kejahatan tinggi, dan terutama perempuan kulit hitam di wilayah itu, terserang kanker payudara lebih cepat daripada perempuan lain.

"Kajian ini menjelaskan peran jaringan sosial dalam melindungi kesehatan," kata Hermes.

Ia mengatakan, keterkucilan sosial mungkin membantu menjelaskan mengapa sangat banyak pasien gangguan kejiwaan memiliki masa hidup yang lebih pendek.

"Saya benar-benar merasa itu bukan hanya mencakup kanker payudara," katanya.(*)

Oleh wibow
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2009