Bandarlampung (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan tinggi gelombang di Selat Sunda rata-rata 0,6 meter dan maksimum mencapai 1,2 meter selama 24 jam sejak Rabu, pukul 07:00 WIB.

Informasi BMKG melalui Stasiun Meteorologi Maritim Lampung, juga menyebutkan cuaca di selat yang menghubungkan Pelabuhan Merak-Bakauheni kemungkinan berawan, dengan angin bertiup dari Selatan ke Barat Daya berkecepatan 06-16 knot.

Kemudian, di Wilayah Perairan Timur Lampung, tinggi gelombang pun diprediksikan berkisar 0,6-1,2 meter, dengan cuaca berawan dan angin bertiup dari Selatan ke Barat Daya berkecepatan 06-16 knot.

Sedangkan di Wilayah Perairan Barat Lampung dan Bengkulu, tinggi gelombang diprediksikan berkisar 0,9-1,8 meter, dengan angin bertiup dari Selatan ke Barat Daya berkecepatan 08-20 knot.

Sementara di Pelabuhan Panjang, Bandarlampung, cuaca diprediksikan berawan, angin bertiup dari Barat Laut ke Timur Laut dengan kecepatan 05-15 knot.

Suhu udara di pelabuhan internasional tersebut, berkisar antara 22,0-34,0 derajat Celcius dengan kelembaban 64-90 persen, dan tinggi gelombang berkisar 0,3-0,5 meter.

BMKG juga menginformasikan maksimum pasang air laut di Wilayah Pelabuhan Panjang dan sekitarnya mencapai 1,2 meter terjadi pada pukul 13:00 WIB.

Di Pelabuhan Bakauheni dan sekitarnya, maksimum pasang air laut diprediksikan 0,8 meter, terjadi pukul 12:00-14:00 WIB.

Dan di Pulau Baai (Bengkulu), maksimum pasang air laut diprediksikan mencapai 1,1 meter, terjadi pada pukul 23:00-24:00 WIB.

Informasi lain dari BMKG yakni gelombang 2,0-3,0 meter berpeluang di Laut Sulu, Laut Cina Selatan, Perairan Kepulauan Natuna.

Kemudian, di Perairan Kepulauan Sangihe Talaud, Laut Utara Halmahera, Perairan Kepulauan Raja Ampat, Teluk Cendrawasih, dan Perairan Utara Papua.

Selain itu, potensi hujan lebat disertai petir berpeluang di Perairan Bengkulu dan Lampung Barat, Samudra Hindia Barat Daya Sumatra, Perairan Sulawesi Tengah, Teluk Tomini, dan Laut Arafura.(*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009