Jakarta (ANTARA News) - Omzet penjualan PT Toyota Astra Motor (TAM) sebagai agen tunggal pemegang merek (ATPM) Toyota di Indonesia mencapai sekitar Rp28 triliun atau sekitar 2,9 miliar dolar AS pada tahun ini dengan proyeksi penjualan sampai akhir tahun sekitar 186 ribu unit mobil.

"Pertumbuhan kenaikan pendapatan tidak hanya tergantung dari volume penjualan mobil, tetapi juga pada harga. Tahun ini ada kenaikan harga mobil, meskipun volume penjualan mobil turun," ujar Presdir TAM, Johnny Darmawan, di Jakarta, Rabu.

Selain itu, lanjut dia, omzet juga tergantung dari jenis mobil yang banyak terjual. Bila penjualan mobil mahal lebih banyak, maka nilai penjualan akan semakin terdongkrak.

Ia mengatakan, pada Januari-November 2009 penjualan mobil TAM telah mencapai 167.347 unit atau turun 13,74 persen dibandingkan tahun lalu. Penurunan penjualan tersebut, lanjut dia, lebih rendah dibandingkan penurunan penjualan mobil secara nasional yang mencapai 23 persen.

Pada periode tersebut, penjualan mobil nasional telah mencapai 438.025 unit turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 586.154 unit. Kendati penjualan TAM turun, kata dia, penguasaan pasar Toyota di Indonesia naik dari 34,1 persen pada Januari-November 2008 menjadi 38,2 persen pada periode yang sama tahun ini.

Volume penjualan tertinggi TAM masih didominasi Toyota Avanza yang sampai November 2009 mencapai 90.264 unit, naik 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 76.826 unit.

"Avanza merupakan satu-satunya produk yang penjualannya meningkat di tengah turunnya penjualan produk (mobil) lain. Kami optimis, penjualan Avanza akan menembus angka 100 ribu unit sampai akhir tahun," ujar Johnny.

Ia mengatakan, saat ini, permintaan Avanza mencapai sekitar 12 ribu per bulan, sedangkan kemampuan produksi dan pasokan hanya berkisar 9.000 sampai 10 ribu unit per bulan, sehingga terjadi inden (masa tunggu pembelian) 1-2 bulan.

Di tempat kedua, Kijang Innova memberi kontribusi penjualan sebanyak 32.048 unit. Jumlah tersebut turun dibandingkan Januari-November 2008 yang mencapai 47.865 unit. "Kendati demikian, Kijang Innova menjadi kendaraan dengan penjualan kedua tertinggi di Indonesia setelah Avanza," katanya.

Tahun depan, Johnny optimis permintaan mobil di Indonesia paling sedikit tumbuh sekitar 15 persen atau mencapai sekitar 550 ribu unit dibandingkan tahun ini yang diproyeksi akan mencapai 480 ribu unit.

"Bila stabilitas politik tetap terjaga dan tidak ada kenaikan pajak mobil maupun pajak progresif, maka penjualan mobil akan tumbuh paling moderat 15 persen, karena indikator ekonomi makro sudah bagus," ujarnya. TAM, kata dia, mematok target penguasaan pasar mobil di Indonesia sebesar 36-37 persen tahun depan.

Namun, ia tidak mau menetapkan target omzet tahun depan, karena pertumbuhan pasar tidak setara dengan pertumbuhan omzet penjualan.

Investasi
Lebih jauh Johnny mengatakan, setiap tahun pihaknya secara kelompok mulai dari TAM, Auto 2000, dan dealer di daerah menambah investasi sekitar Rp1,5 triliun untuk memperkuat jaringan pemasaran dan layanan purnajual.

"Setiap tahun setidaknya kami menambah 4-5 cabang baru. Selain itu, setiap dealer juga menambah investasi mereka terutama berupa lahan. Investasi dilakukan untuk memperluas jaringan penjualan, layanan purnajual, pergudangan, dan lain-lain," katanya.

TAM sendiri, diakuinya, tahun depan berencana membangun secara bertahap pusat latihan internal berupa Toyota Training Centre selama tiga tahun dengan investasi mencapai Rp90 miliar sampai Rp100 miliar per tahun. (*)

Pewarta: mansy
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009