Washington (ANTARA News/AFP) - Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan, Kamis, sejumlah pejabat Amerika telah menemui lima orang yang ditahan di Pakistan yang kata pihak berwenang negara itu warganegara AS yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda.

"Kami telah menemui kelima tahanan tersebut, dan itu merupakan bagian dari uluran jauh biasa dari pemerintah AS," kata Hillary kepada wartawan di Washington tanpa penjelasan lebih lanjut.

"Saya tidak memiliki penjelasan lain saat ini," kata diplomat utama AS itu.

Di Islamabad, beberapa polisi dan pejabat mengatakan, aparat Pakistan hari Kamis menginterogasi sedikitnya lima warganegara AS yang diduga memiliki hubungan dengan Al-Qaeda. Mereka ditangkap setelah dicurigai merencanakan serangan militan.

Orang-orang itu dibekuk Rabu di kota Sargodha, Pakistan timur, di rumah seorang anggota Jaish-e-Mohammad, salah satu kelompok militan yang aktif di Pakistan, negara yang sedang berusaha mengatasi kekerasan yang dikobarkan muslim garis keras.

Pejabat-pejabat keamanan mengatakan, tahanan-tahanan itu sedang merencanakan serangan terhadap "instalasi-instalasi sensitif" di Pakistan, dan aparat menyita peta serta laptop. Personel FBI juga diberi akses untuk mengunjungi tahanan-tahanan itu.

Penangkapan-penangkapan itu dilakukan ketika Pakistan sedang melancarkan ofensif besar-besaran di kawasan suku yang berbatasan dengan Afghanistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Sebanyak 30.000 prajurit Pakistan kini mengambil bagian dalam ofensif terhadap sekitar 10.000 hingga 12.000 militan di kawasan suku semi-otonomi Waziristan Selatan yang dilanda kekacauan. Pekerja-pekerja bantuan mengatakan, ratusan ribu orang mengungsi sejak ofensif itu diluncurkan pada 17 Oktober.

Serangan-serangan dan pemboman bunuh diri meningkat sejak Pakistan meluncurkan ofensif besar-besaran yang dirancang untuk melenyapkan gerilyawan Taliban dari tempat-tempat persembunyian mereka di Waziristan Selatan.

Beberapa analis memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan tempat lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan, yang sedang digempur pasukan darat Pakistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.(*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009