Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani membantah secara langsung pernyataan Anggota Panitia Khusus (Pansus) Angket Bank Century Bambang Soesatyo bahwa dirinya pernah bertemu pemilik Bank Century Robert Tantular.

Di hadapan pers di Gedung Departemen Keuangan di Jakarta, Minggu menteri menyatakan perlu menyampaikan bantahan untuk meluruskan tuduhan yang bernada fitnah tersebut.

"Saya tidak pernah melakukan komunikasi dalam bentuk apa pun, saya tidak pernah menelepon, tidak pernah ditelepon, saya tidak kenal, saya tidak pernah bertemu dengan seseorang bernama Robert Tantular," katanya.

Sri Mulyani menegaskan keterangan palsu yang diungkapkan Bambang Soesatyo anggota Pansus dari Golkar, dapat diluruskan sehingga menyesatkan masyarakat.

"Apa yang dinyatakan itu merupakan fitnah. Yang merupakan fitnah keji dan mengalihkan perhatian kita semua," katanya.

Dikatakannya, seluruh masyarakat menginginkan agar proses investigasi terhadap permasalahan Bank Century dapat berjalan objektif, adil, transparan dan yang penting kredibel.

"Tentu kita berharap tidak dimuati motif politik yang kotor dan sistematis, karena saya merasakan menjurus pada pembunuhan karakter kepada pejabat publik yang, insya Allah, mencoba menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya," kata Sri Mulyani.

Ditambahkan dia, klarifikasi yang dilakukannya bisa menjernihkan polemik yang menyebar di masyarakat terkait persoalan Bank Century.

Sebelumnya, Bambang Soesatyo dalam rapat Jumat (11/12) mengungkapkan adanya rekaman percakapan antara Menteri Keuangan Sri Mulyani, mantan Deputi Senior Gubernur BI Miranda Goeltom, dan Direktur Bank Century Robert Tantular, dalam rapat Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK).

Rapat tersebut yang memutuskan  Bank Century (kini Bank Mutiara) diselamatkan.

Keputusan Sri Mulyani terkait status sistemik Bank Century, kata Bambang, juga dipengaruhi oleh Robert Tantular.

Lebih lanjut Bambang menuturkan, dalam rekaman percakapan itu, Sri Mulyani juga sempat berbicara kepada Robert.
(*)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009