Kalianda, Lampung Selatan (ANTARA News) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Selatan mengindikasikan penyebab serangan virus myo di sejumlah pertambakan daerah itu disebabkan kurang sterilnya tambak dari sisa pakan udang yang mengendap di dasar tambak.

"Sebelumnya kami memang belum mengetahui penyebab maraknya serangan vius myo terhadap budidaya udang vanamae di Lamsel, namun setelah kami analisa ternyata dipicu oleh sisa pakan yang yang tidak habis dan membusuk," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, A Mansyur Sinaga, di Kalianda, Selasa.

Sinaga menjelaskan, sisa pakan udang yang tidak habis maka akan membusuk di dasar kolam , kemudian dari pembusukan itu mengeluarkan bakteri dan zat amoniak (NH3) kemudian menyerang benur udang.

Kemudia,Sinaga menjelaskan untuk menghindari seranga virus myo, para petani hendaknya memberi makanan udang sesua takaran dan kebutuhan udang. selain itu hendaknya pemeberian pakan jangan langsung dlam jumlah banyak melainkan bertahap sedikit demi sedikit.

"Dalam sehari diberikan pakan sebanyak lima kali dengan takaran satu genggam untuk 200 ekor diluas 1meter persegi, atau 10 persen dari berat tubuh udang,`" kata dia.

Selain itu, tindakan antisipasi lain yang dapat dilakukan dengan membuat dasar tampak memiliki cekungan dan mempunyai saluran pembuangan limbah pakan.

Kemudian, Petani dapat menambah kincir di berbagai titik untuk sirkulasi oksigen dan sirkualis air pertambakan.

Masih kata Sinaga, Petani juga dianjurkan agar mengendapkan air laut yang akan di masukan kedalam tambak untuk mengurangi penyakit dari luar yang masuk ke pertambakan.

Dengan upaya ini,dia berharap produktivitas udang saat musim panen mendatang sesuai dengan produktivitas rata-rata yakni dengan penebaran benur sebanyak 375.000 ekor, dilahan seluas 2500 hektare dapat menghasilkan 5,2 ton di sentra penghasil udang Lampung Selatan yaang tersebar di pesisir Kecamatan Bakauheni, Ketapang, Kalianda, dan Katibung.

Berdasarkan data dari Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Lampung Selatan, luas potensi tambak mencapai 13.000 hektare, dengan luas yang telah dimanfaatkan untuk tambak tradisional seluas 3.500 hektare dengan produksi udang 2.000 ton pertahun. Sedangkan luas tambak intensif 300 hektare dengan produksi 15.000 ton per tahun.(*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009