New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia melambung Rabu waktu setempat, karena pedagang bereaksi terhadap jatuhnya persediaan AS dan cuaca dingin di belahan bumi utara menggeser prospek penawaran dan permintaan.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet pengiriman Januari, melompat 1,69 dolar menjadi ditutup pada 72,66 dolar per barel, setelah sempat diperdagangkan setinggi 73,55 dolar.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari melonjak 1,50 dolar menjadi berakhir pada 73,55 dolar per barel di perdagangan London.

Departemen Energi AS (DoE) mengumumkan Rabu, bahwa stok destilasinya merosot lebih berat dari yang diperkirakan 2,9 juta barel pekan lalu di Amerika Serikat, yang merupakan negara konsumen energi terbesar dunia.

Data untuk sulingan, yang meliputi minyak pemanas, sedang diawasi dengan ketat pada awal musim dingin belahan bumi utara, di mana permintaan untuk bahan bakar pemanas secara tradisional mencapai puncaknya.

"Fakta bahwa destilasi mulai tertarik turun dan kemungkinan memiliki sedikit cuaca dingin datang bersama-sama menambahkan sedikit dorongan untuk pasar minyak mentah dan terutama yang telah turun ke tingkat yang lebih rendah," kata analis Robert Montefusco di broker Sucden di London.

DoE menambahkan Rabu bahwa cadangan minyak mentah menukik oleh 3,7 juta barel minggu lalu, yang juga jauh lebih besar daripada ekspektasi pasar.

Penurunan persediaan menunjukkan kurang lebih permintaan dan penawaran, yang bullish untuk harga.

Jason Schenker dari Prestige Economics mengatakan laporan DoE juga menunjukkan kejutan penurunan dalam pemanfaatan kilang dan impor minyak mentah.

"Risiko bahwa impor minyak mentah tidak rebound dan pemanfaatan yang masih rendah -- sesuatu yang dapat mempengaruhi sisi penawaran di pasar AS -- adalah apa yang mendorong harga lebih tinggi," katanya.

Data ekonomi AS juga tampak lebih bersemangat. Satu laporan menunjukkan perumahan mulai melompat 8,9 persen pada November, tanda lebih lanjut bahwa sektor yang bermasalah adalah membaik.

Pada Selasa, kartel produsen minyak OPEC menaikkan sedikit perkiraan untuk pertumbuhan permintaan minyak dunia tahun depan tetapi mengatakan penggunaan dalam ekonomi maju akan kontraksi lagi.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak mengatakan permintaan akan tumbuh 0,82 juta barel per hari (bph) atau rata-rata 0,9 persen menjadi 85,13 juta barel per hari, naik sedikit dari perkiraan sebelumnya untuk peningkatan 0,75 juta barel per hari.
(*)

Pewarta: handr
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009