Kopenhagen (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban-Ki Moon mendesak para pemimpin negara dan pemerintah untuk menghasilkan suatu kesepakatan di KTT (COP) ke-15 Perubahan Iklim di Kopenhagen, Denmark.

"Sekarang waktunya bagi kalian. Kita beberapa jam lagi pergi. Kita bersatu disini untuk aksi bersama. Saya memohon pada hadirin semua untuk mengambil kesempatan ini," katanya pada sambutan pertemuan informal tingkat kepala negara/pemerintahan KTT ke-15 Perubahan Iklim di Kopenhagen, Jumat.

Ban-Ki Moon mendesak para pemimpin negara untuk menyetujui perjanjian pertama pada emisi gas rumah kaca (GRK0 global yang terlihat sudah semakin nyata.

"Pikiran sehat, kompromi dan keberanian untuk memenangkan kesempatan ini. Pada siang ini ijinkan saya menambahkan dengan hati nurani," katanya.

Ban-Ki Moon menyatakan perjanjian perubahan iklim dari KTT Kopenhagen akan menjadi peninggalan sepanjang masa dari para pemimpin nasional dan pemimpin global saat ini.

"Marilah kita hari ini membuat kesepakatan pada perubahan iklim untuk kebaikan bersama. Mari kita bekerja bersama menyampaikan ini untuk generasi yang berhasil. Mari kita bekerja bersama untuk sebuah masa yang lebih baik dan lebih makmur. Saya mengandalkan kepemimpinan dan komitmen anda semua," tambahnya.

Sedangkan Perdana Menteri Denmark, Lars Lokke Rasmussen yang memimpin pertemuan informal para kepala negara/pemerintahan tersebut mengatakan kehadiran dari begitu banyak negara merupakan suatu sinyal yang jelas harapan terjadinya kesepakatan.

"Sekarang waktunya bertindak. Tidak ada negara, baik negara besar, negara kecil, negara kaya maupun negara miskin yang bisa menghindari perubahan iklim. Perubahan iklim berdampak pada kita semua. Kita tahu apa yang harus diselesaikan. Kita tahu bahwa kita harus menurunkan emisi gas rumah kaca selamanya," kata Lars.

Dia mengatakan perubahan iklim tidak lagi hanya isu pemerintah dan LSM,menjadi sebuah isu utama nasional dan internasional terbesar.

"Proses yang membawa kita hari ini dihasilkan dari aksi politik nyata dari seluruh dunia. Hampir semua negara telah menghasilkan angka. Perubahan iklim sekarang menjadi dasar utama untuk suatu aksi politik," katanya.

"Saya nyakin bahwa ini merupakan harapan dunia dan para ilmuwan inginkan. Hari ini bukan menandai akhir dari kerja kita tetapi merupakan permulaan dari masa depan yang baru dan cerah," tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, beberapa kepala negara menyampaikan pidatonya antara lain Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Pada hari terakhir KTT Perubahan Iklim, ada dari 119 kepala negara/pemerintahan yang hadir untuk mengikuti konferensi ke-15 di Kopenhagen.(*)

Pewarta: luki
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009