Kopenhagen (ANTARA News) - Presiden Amerika Barack Obama mengajak semua negara untuk bisa menghasilkan kesepakatan bersama dalam KTT (COP) ke-15 Perubahan Iklim di Kopenhagen, Denmark.

"Pada dasarnya kita bisa membuat sebuah kesepakatan, ambil sebuah langkah mendasar dan kita melanjutkan untuk menyempurnakannya dan membangun sebuah pondasi," kata Obama dalam pidatonya pada pertemuan informal tingkat kepala negara/pemerintahan KTT ke-15 Perubahan Iklim di Kopenhagen, Jumat.

Obama yakin semua negara dapat membuat perjanjian bersama menangani dampak perubahan iklim.

"Kita dapat melakukan itu dan semua orang di ruangan ini akan ambil bagian dalam sebuah usaha yang bersejarah yang membuat hidup lebih baik untuk anak cucu kita," katanya.

Dia melanjutkan, "semua negara dapat memilih menunda lagi dalam mengambil keputusan dan mundur ke belakang ke posisi masing-masing yang telah membuat kita menunda mengambil langkah selama bertahuan-tahun, padahal bahaya perubahan iklim tidak bisa dihindari."

"Jangan buang waktu. Amerika Serikat telah membuat keputusan, Dan kami telah memetakan arah kami, kami telah membuat komitmen dan akan akan kerjakan apa yang telah kami katakan," katanya.

Obama yakin sekarang waktunya bagi negara-negara dan masyarakat dunia untuk bergandengan bersama dengan satu tujuan bersama.

"Kita harus memilih aksi bersama, masa depan kita, dengan keberanian dan janji, mari kita satukan tanggung jawab kita untuk masyarakat kita dan untuk masa depan planet ini," katanya.

Obama percaya semua negara dapat bertindak dengan berani dan tegas untuk menghadapi ancaman bersama."Dan itu kenapa saya datang ke sini hari ini," katanya.

Sebagai negara ekonomi terbesar dan negara terbesar emiter terbesar kedua, Amerika menanggung tanggung jawab bersama untuk menghadapi perubahan iklim dan dan kami bermaksud memenuhi tanggung jawab tersebut.

"Itu sebabnya kami telah memperbaharui kepimpinan pada perundingan internasional perubahan iklim dan bekerja dengan negara lain untuk meniggalkan subsidi bahan bakar fosil. Dan itu mengapa kita dengan berani membuat investasi yang bersejarah pada energi terbarukan," katanya.

Obama mengatakan Amerika sedang berusaha untuk mengubah cara memproduksi dan menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan sebagai bentuk tanggungjawab terhadap dampak perubahan iklim global.

"Setelah sebulan pembicaraan dan dua minggu perundingan, saya percaya bahwa sebuah persetujuan makin jelas," katanya.

Pertama, semua negara maju harus harus memutuskan aksi nasional untuk mengurangi emisi mereka dan mulai menangani dampak perubahan iklim.

"Saya senang bahwa banyak dari kita mulai melakukan hal itu dan saya percaya bahwa Amerika akan penuhi komitmen yang telah kita buat, mengurangi emisi kita pada kisaran 17 persen pada 2020 dan lebih dari 80 persen pada 2050 sejalan dengan keputusan pembuat undang-undang," kata Presiden Amerika itu.

Kedua, kita harus mempunyai satu mekanisme untuk memantau komitmen kita dan saling bertukar informasi dengan cara yang transparan. Langkah ini perlu bukan sebagai pengganggu atau melanggar aturan tertinggi kita.

"Kita harus memastikan bahwa kesepakatan ini kredibel dan menghormati janji kita sendiri. Tanpa akuntabilitas, perjanjian apapun akan menjadi hal yang omong kosong," katanya.

"Ketiga, kita harus membiayai semua usaha adaptasi negara berkembang, khususnya negara kurang berkembang (the least-developed country) dan yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim," katanya lalu mengatakan "Amerika akan ambil bagian dalam pendanaan awal dan akan menyediakan 10 miliar dolar AS pada 2012," tegas Obama.

Obama menjelaskan bahwa kemarin, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menjelaskan bahwa AS akan ambil bagian dari suatu usaha global untuk memobilisasi dana pembiayaan 100 miliar dolar AS pada 2020.

"Mitigasi, transparansi dan pembiayaan, itu sebuah formula yang jelas satu dari prinsip yang mencakup tanggung jawab bersama yang berbeda (common but differentiated responses) dan kemampuan masing-masing," katanya.

Pada hari terakhir KTT Perubahan Iklim, ada dari 119 kepala negara/pemerintahan yang hadir untuk mengikuti konferensi ke-15 di Kopenhagen.(*)

Pewarta: luki
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009