Ambon (ANTARA News) - Suasana kota Ambon, ibu kota provinsi Maluku, dan sekitarnya, berubah seperti "medan perang" yang ditimbulkan dari ledakan petasan dan kembang api yang dibunyikan warga saat menyambut perayaan Natal tahun 2009.

Wartawan ANTARA Ambon, Jumat dinihari, melaporkan, setengah jam sebelum pukul pukul 00:00 WIT, situasi kota Ambon tampak lengang dan tenang karena warga Kristiani berada di rumah masing-masing untuk melakukan ibadah syukur keluarga menyambut perayaan Natal.

Namun, saat waktu menunjukkan pukul 00:01 WIT suasana tenang itu berubah meriah dengan bunyian ledakan berbagai jenis petasan yang dibakar warga Kristiani di berbagai penjuru ibu kota Provinsi Maluku untuk merayakan peristiwa kelahiran Yesus Kristus itu.

Ledakan berbagai jenis dan ukuran petasan menimbulkan bunyi persis seperti sedang berada dalam suasana medan perang, diselingi warna-warni kembang api yang ditembakkan ke angkasa menambah semarak perayaan kelahiran Sang Juru Selamat itu.

Kendati aparat Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease maupun pimpinan Jemaat masing-masing gereja telah mengeluarkan himbauan agar warga tidak membunyikan petasan, namun tidak menyurutkan niat warga Kristiani melakukan hal itu.

Petasan berhulu ledak besar yang bunyinya hampir sebanding dengan ledakan bom saat konflik 1999 lalu juga terdengar dimana-mana sehingga sulit untuk dibedakan.

Tidak jarang warga juga terlihat melempar petasan yang dibakar kearah para pengendara kendaraan baik sepeda motor maupun mobil, sehingga ledakannya mengagetkan mereka.

Pesta petasan dan kembang api yang berlangsung selama satu jam itu praktis menimbulkan kabut asap di atas wilayah kota Ambon yang berdampak menimbulkan polusi udara.

Pesta petasan pun berdampak menimbulkan sampah pada sejumlah ruas jalan utama di pusat Kota Ambon.

Selain pesta petasan dan kembang api, ribuan warga Kristiani juga tumpah ruah ke jalan-jalan utama untuk bersilaturachmi maupun melakukan konvoi kendaraan bermotor mengelilingi pusat kota, dan berdampak menimbulkan kemacetan pada beberapa ruas jalan utama.

Guna mengantisipasi kemacetan serta kecelakaan lalulintas personil polri serta TNI yang sedang bersiaga di semua ruas jalan menghimbau para pengendara kendaraan bermotor untuk tidak ngebut serta membatasi kelompok konvoi dalam jumlah kecil.

Suasana keakraban dan persaudaraan yang harmonis tampak terlihat saat warga muslim mendatangi permukiman warga Kristiani untuk bersilaturachmi bersama saudara, teman dan kerabatnya.

Gubernur Maluku Karel Alrbet Ralahalu mengakui, perayaan Natal 2009, Jumat dinihari itu, berlangsung aman dan lancar di mana situasi kondusif tetap terpelihara dengan baik.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009